Jumat, 03 Februari 2012

BUKAN SEKEDAR MELUCU (Part 2)

Stand Up Comedy terus merebak dan menjadi trend di berbagai daerah. Untuk wilayah Pulau Jawa sendiri (termasuk Jabodetabek dan Bandung Raya; mereka ini secara geografis kadang merasa terpisah dengan Jawa,.. Absurd), hampir setiap Kota telah memiliki Komunitas Pencinta Stand Up Comedy. Demikian halnya di Luar Jawa Lhouksemawe, Samarinda, dan Makassar, juga telah memiliki Komunitas Pencinta Stand Up Comedy. Seiring dengan perkembangan itu, Comic-comic baru dengan berbagai karakter juga semakin banyak yang hadir meramaikan dunia Stand Up Comedy. Perkembangan ini tentu saja cukup baik, mengingat Stand Up Comedy tidak hanya menawarkan sisi kelucuan seperti yang ada pada bentuk Komedi Slapstick, melainkan lebih menekankan pada Pesan Sosial yang disamarkan dalam setiap Set Up Comedy yang disampaikan. Saya mengatakan perkembangan ini cukup baik, karena ini mengindikasikan meningkatnya perhatian dari generasi muda dalam menyikapi isu-isu sosial yang terjadi disekitarnya. Stand Up Comedy dapatlah dikatakan sebagai salah satu pemicunya.  Begitu banyak materi-materi Stand Up Comedy yang hadir dari kemampuan imajinasi dan pemikiran dari comic-comic pemula, yang membicarakan betapa absurd-nya kondisi sosial politik di Negara ini. Tidak hanya comic, namun Audiens yang semakin dapat menertawakan dan mengapresiasi materi Stand Up Comedy ini, juga menunjukkan bahwa kondisi sosial yang semakin absurd ini pun telah kembali menjadi fokus masyarakat, setidaknya melalu Stand Up Comedy.

Bagaimana dengan Kawasan Indonesia Timur..???

Saya bukannya pesimis dengan perkembangan Stand Up Comedy di Indonesia Timur. Namun sebenarnya sudah sejak lama, jenis komedi ini telah hadir menjadi salah satu bentuk apresiasi Budaya dibelahan Indonesia Timur, terutama Papua. Disana, ada sejenis bentuk Komedi Tunggal yang disebut Cerita MOB (Menghibur Orang Banyak). Cerita MOB ini sendiri, juga disajikan seperti halnya Stand Up Comedy, yaitu ada seorang pelaku Cerita MOB yang bercerita kepada beberapa Audiens. Saking berkembangnya Cerita MOB ini, banyak skenario yang kemudian menjelma menjadi Street Jokes atau Kodian. Tetapi dapat saya katakan bahwa, diantara Cerita MOB ini tidak sedikit yang mengangkat isu-isu sosial terutama yang terjadi dalam keseharian masyarakat di Indonesia Timur. Demikian pula dengan teknik dasar yang dikenal dalam Stand Up Comedy, beberapa skenario dalam Cerita MOB ini juga secara tidak langsung telah menerapkan teknik-teknik dasar tersebut. Secara umum Cerita MOB juga terdiri atas Set-Up dan Punchline. Cerita MOB biasanya juga menggiring cara pandang audiens menuju suatu kesimpulan, sebelum membelokkan Premis tersebut menjadi sesuatu yang lucu. Bahkan beberapa Cerita MOB juga menggunakan aturan Rules of Three. Cerita MOB juga mengenal teknik Riffing dan Battle yang disebut Baku Sepak atau Baku Toki, dimana si pelaku Cerita MOB dapat memasukkan orang lain atau suku/daerah lain dalam skenario yang disusunnya. Namun yang menjadi pertimbangan adalah, Cerita MOB ini memang lebih lucu jika disampaikan dalam dialek Indonesia Timur. Beberapa cerita juga memiliki ikatan erat dengan kebiasaan dan tempat-tempat yang ada di Indonesia Timur. Sehingga memang cukup sulit untuk disajikan kepada audiens yang tidak begitu memahami Kondisi Sosial yang ada di Indonesia Timur. Dan sejujurnya, menurut saya pribadi, Cerita MOB ini memiliki kekhasan tersendiri yang sulit untuk tergeser oleh pesona Stand Up Comedy.Jika Stand Up Comedy memiliki Raditya Dika dan Pandji Pragiwaksono, maka Cerita MOB memiliki Mr. Chicko (video cerita MOB nya juga beredar melalui situs You Tube). Namun tentu saja Stand Up Comedy dan Cerita MOB dapat saling mengisi dalam memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat dengan tidak mengesampingkan pesan-pesan sosial yang terkandung didalamnya.

Berikut beberapa Cerita MOB yang mengandung teknik Stand Up Comedy :

"Dokter ko tolong sembuhkan Nenek punya penyakit ini,.. || Baghh, Nenek,... ko tidak tahu kah, kalo saya ini dokter Hewan...???!!! || Iyow saya tau, tapi supaya ko tau Nenek ini dulu dipanggil Kupu-kupu Malam, jadi lebih baik ko obati saya sekarang anggap saja ko obati Kupu-kupu "
[ Dalam Set ini terdapat Set Up, dan Punchline diakhir cerita,.. cerita ini juga secara tidak langsung menggambarkan minim nya pelayanan kesehatan di Indonesia Timur ]


" Anak muda yang lagi makan siang di sebuah warung heran setelah diberitahu bahwa sayur yang dimakannya adalah terbuat dari Tanaman Paku (sejenis tumbuhan air) dan Bambu Muda (sebutan untuk Rebung),.. kemudian dia nyeletuk,... "Woyy, ini kita makan sayur bahaya tidak..?? yang satu daun Paku itukan tajam, trus campur lagi dengan Bambu itu juga keras... ini jangan-jangan kita Buang Air Besar sebantar yang keluar PAGAR...!!!!" (Di Indonesia Timur, Pagar Rumah atau Kebun biasanya menggunakan Bambu yang disambung dengan Paku)
[ Dalam Set ini menggunakan Rule of Three, dengan Paku, Bambu dan Pagar sebagai benang merahnya,... ]

Nahhh, jadi kalau ada yang mengatakan bahwa Stand Up Comedy itu hanya merupakan Budaya yang disadur dari Luar Negeri, seperti halnya K-Pop menjelma menjadi I-Pop,... itu mungkin tidak sepenuhnya benar. Cerita MOB dan Baku Sedu (versi lain dari Manado) adalah murni budaya Indonesia. Dan apapun pilihan kita, baik menjadi penikmat Stand Up Comedy maupun Cerita MOB, selama tertawa itu masih memberi kebahagiaan, maka marilah kita tertawa bersama.

I LOVE CERITA MOB, I LOVE STAND UP COMEDY....

SALAM SATU TAWA,... STAND UP COMEDY INDO, REGIONAL MALANG... (^_^)