tag:blogger.com,1999:blog-1248279483414471802024-03-14T17:18:41.944+07:00ARIE KRITINGARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.comBlogger76125tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-29473347456712075562016-10-01T05:37:00.002+07:002016-10-01T10:30:40.046+07:00MARI MEMELUK PAPUABERHENTILAH MEMBANGGAKAN PARAS WAJAH DAN MELUPAKAN REALITA, BANGSA KITA INI SEHARUSNYA BISA LEBIH BAIK DARI ITU.<br />
<br />
Alasan saya bereaksi keras dengan berita yang mengangkat statement diplomat cantik yang memberi tanggapan seputar isu HAM di Papua dalam Sidang Umum PBB, tidak lain karena saya mencintai Indonesia, saya Orang Indonesia, tapi dalam waktu yang bersamaan saya juga merasa punya tanggung jawab moral untuk Orang Papua, karena sebagai sesama Bangsa Indonesia, saya merasa hak-hak Orang Papua justru sedang kita kesampingkan melalui pernyataan itu. Enam Negara Pasifik tersebut hanyalah pemantik, sikap kitalah yang menentukan apakah kita memang benar-benar peduli dengan kondisi di Papua atau tidak.<br />
<br />
Saya sepenuhnya tidak sepakat dengan apa yang disampaikan oleh diplomat cantik itu, terutama pada bagian yang menyatakan "Komitmen Indonesia terhadap HAM, tidak perlu dipertanyakan lagi", yang kemudian dilanjutkan dengan pembeberan fakta-fakta bahwa negara kita telah terlibat berbagai organisasi yang terkait dengan HAM dalam berbagai level baik di dalam negeri maupun level internasional. Keterlibatan negara kita dalam berbagai organisasi dunia itu tidak lantas menjadi pertanda keseriusan kita dalam menangani permasalahan HAM. Apalagi mengenai Papua, sedemikian banyak laporan tindak pelanggaran HAM yang sampai sekarang terus menerus terjadi. Yang paling terngiang adalah penembakan 4 orang warga di Paniai Papua. Dan tidak hanya menimpa warga sipil, kekerasan demi kekerasan juga terus menghantui aparat yang bertugas di Papua. Korban yang terus berjatuhan baik di pihak aparat hukum maupun sipil ini, apakah tidak perlu kita pertanyakan?<br />
<br />
Tentu saja saya mengapresiasi dan mendukung sikap Diplomat Cantik kita itu yang tidak mau negara lain mencampuri urusan dalam negeri kita. Tetapi tentu saja tetap harus berdiri diatas kebenaran dan tujuan yang baik. Meskipun pada dasarnya urusan Hak Asasi Manusia itu tidak selayaknya dibatasi oleh wilayah teritorial. Jika ada hak-hak manusia lain yang tertindas nasibnya, maka di manapun kita berada tentu sebagai sesama manusia akan bersikap. Palestina misalnya, banyak negara diseluruh dunia yang juga menunjukkan sikapnya untuk mendorong pihak-pihak yang terkait dengan konflik kemanusiaan di Palestina agar segera menemukan penyelesaian. Bahkan termasuk Indonesia sendiri. Tapi tentu saja, pilihan komunikasi dalam menunjukkan sikap diplomasi mutlak di tangan perwakilan kita tersebut, termasuk Diplomat Cantik kita ini. Saya sepenuhnya mendukung itu.<br />
<br />
Tetapi yang kemudian harus dipertimbangkan adalah dampaknya di dalam negeri. Bagaimana kemudian penerimaan publik kita sendiri terhadap pernyataan tersebut, utamanya saudara-saudara sebangsa kita yang berada di Papua. Banyak sahabat saya di Papua yang memprotes keras dan menyayangkan statement tersebut. DAN MEREKA BUKAN OPM, SEPARATIS, ATAU AKTIVIS DALAM ORGANISASI KEMERDEKAAN PAPUA MANAPUN, BUKAN. Mereka sama seperti saya, adalah orang yang peduli dan berusaha mengikuti perkembangan di Papua dari tahun ke tahun. Mengatakan pada masyarakat dunia," Komitmen negara kita terhadap permasalahan HAM tidak perlu dipertanyakan lagi", tentu saja tidak sejalan dengan kenyataan yang hari ini kita temui di lapangan. Banyak kasus pelanggaran HAM yang sampai sekarang tidak jelas ujungnya akan seperti apa. Apakah keterlibatan negara kita dalam berbagai organisasi Hak Asasi Manusia itu lantas dapat dijadikan keabsahan bagi komitmen negara dalam mengusut kasus HAM? Coba bawa jawaban Diplomat Cantik kita itu, disampaikan juga ke hadapan ibu-ibu dan bapak-bapak yang selama bertahun-tahun melakukan aksi kamisan di depan Istana Negara. Apakah mereka juga akan sepakat dengan Diplomat Cantik kita itu bahwa komitmen negara terhadap masalah HAM tidak perlu dipertanyakan lagi?<br />
<br />
Statement tersebut, dalam kacamata saya terlihat sebagai upaya untuk menutupi, menafikkan, dan menyangkal adanya tindakan pelanggaran HAM di Papua. Dan menimbang fakta yang ada di lapangan, saya sepenuhnya menyadari keresahan kawan-kawan saya di sana. Lalu muncul tanggapan para netizen, "lihatlah Papua sekarang, pembangunan terus digalakkan, jangan lihat jeleknya saja dong, hargai usaha pemerintah". Ini tidak nyambung. Saya sangat mendukung dan menghargai upaya Presiden Jokowi dalam membangun infrastruktur di Kawasan Indonesia Timur saat ini. Belum ada Presiden yang secara real peduli dan turun tangan langsung mengikuti perkembangan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur seperti halnya Pak Jokowi, belum ada. Tetapi permasalahan HAM ini adalah hal yang berbeda. Banyak yang harus kita pertanyakan, banyak. Dan jawabannya bukanlah pembangunan infrastruktur. Itu dua hal yang berbeda.<br />
<br />
Saya sebagai salah seorang rakyat Indonesia, memutuskan untuk mengambil posisi tidak sepakat dengan statement Diplomat Cantik kita itu. Kenapa? Karena saya jauh lebih peduli terhadap keutuhan NKRI daripada termakan provokasi 6 negara pasifik itu. Saya tahu pasti banyak yang terluka jiwa dan raganya di Papua dengan kondisi yang terjadi selama sekian tahun di sana. Aparat dan masyarakat sipil, keduanya adalah korban yang terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan di Papua. Hak Asasi Manusia mereka terancam dan terenggut selama bertahun-tahun. Banyak yang harus kita pertanyakan terkait isu HAM di Papua, banyak.<br />
<br />
Statemen itu seharusnya melukai perasaan kita, jika kita benar peduli dengan isu HAM, tidak hanya di Papua, tetapi di Indonesia secara keseluruhan.<br />
<br />
Khusus untuk Papua, saya merasa bahwa sebagai sesama anak bangsa kita sebaiknya jauh lebih peduli. Enam negara pasifik berbicara tentang Papua, kemudian negara langsung bereaksi keras. Tetapi ketika bangsa kita sendiri yang menyuarakan hal tersebut, lebih sering hanya menjadi angin lalu. Rekomendasi Tim Pencari fakta yang menyelidiki kasus-kasus pelanggaran di Papua saja sampai hari ini tidak jelas nasibnya bagaimana. Dari sekian banyak kasus yang direkomendasikan, tercatat baru dua kasus yang diajukan ke Mahkamah Peradilan. Masih banyak yang terabaikan. Kita tidak butuh negara-negara pasifik itu untuk mengingatkan kita, sudah seharusnya. Dengan catatan kita memang ingat dan peduli.<br />
<br />
Saya ini bukan Orang Asli Papua. Tetapi saya mencintai Papua dengan segenap jiwa dan raga saya. Saya bersyukur bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, sehngga sebagai rakyat Indonesia maka saya berhak untuk bahagia mencintai dan membanggakan Papua sebagai bagian dari bangsa saya. Saya merasa bahwa Papua adalah kepribadian saya juga. Menakutkan mengikuti perkembangan belakangan ini, yang menunjukkan semakin menguatnya dorongan dan pergerakan yang menginginkan Papua untuk bisa melepaskan diri dari Indonesia. Jika hal itu sampai terjadi maka saya adalah salah satu orang yang akan merasa sangat sedih dan kehilangan. Saya berharap akan bisa terus menjadi bagian dan membanggakan Papua karena kita memang sebangsa dan setanah air. Dan ini tidak bisa kita capai dengan mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dipertanyakan terkait masalah HAM di sana. Kita tahu pasti ada banyak luka di sana. Aparat dan Warga Sipil kita masih hidup dalam kekhawatiran dan saling curiga. Kita tidak boleh menutup mata dengan itu semua. Mari memeluk Papua dengan perasaan sayang. Mengaminkan bahwa memang ada banyak kesalahan masa lampau yang sampai sekarang belum bisa kita ungkap dan sembuhkan. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai berbagai insiden yang terjadi terkait dengan permasalahan HAM di sana.<br />
<br />
Banyak kalangan masyarakat yang membanggakan kehadiran diplomat muda, perempuan, cantik, dianggap membungkam kepala negara lain. Bahkan tokoh sekelas Addie MS, yang saya tahu peduli dengan permasalahan Hak Asasi Manusia entah kenapa juga membanggakan Diplomat Cantik tersebut. Apakah tidak menyadari isi dari statement Diplomat Cantik tadi ini, juga mencakup pengingkaran terhadap lemahnya komitment negara dalam mengusut kasus Hak Asasi Manusia. Saya yakin kita semua tahu itu, bahwa realitanya tidak seperti yang dikatakan oleh Diplomat Cantik ini. Komitmen negara kita terhadap permasalahan HAM terus menjadi pertanyaan besar sampai saat ini. Lalu kenapa kita harus membanggakan kehadiran sosok Diplomat Cantik tadi ini? Karena dia muda dan cantik? Bangsa kita ini memang mudah terbawa arus. Membanggakan hal-hal yang tidak semestinya. Bukannya menyimak apa yang diplomat itu sampaikan malah membanggakan kecantikannya. Semakin banyak yang membanggakan Diplomat Cantik dan Statementnya itu, menunjukkan semakin banyak yang setuju bahwa "Komitmen Negara terhadap permasalahan tidak perlu dipertanyakan lagi", sementara kita tahu realitanya tidak demikian, maka tidak perlulah terlalu berbangga hati. Pernyataan itu menyakiti sebagian dari kita, pernyataan itu tidak sesuai kenyataan, pernyataan itu hanya berisi arogansi dan ketidak-pedulian terhadap Hak Asasi Manusia di Papua, jangan menumpuk kekecewaaan dengan membanggakan itu semua.<br />
<br />
Saya cukup muak melihat respon media kita terhadap kehadiran Diplomat Cantik tersebut. Berbagai media yang memberitakan, seakan sulit untuk tidak menambahkan predikat "Cantik" kepada Diplomat tersebut. Bukan salah dia tentu saja, media kitalah yang seperti itu. Tetapi itu mungkin karena memang masyarakat kita juga lebih tertarik ketika predikat-predikat itu disertakan. Dan karena paras cantik itu, kita terkadang lalai dengan isi yang disampaikan, padahal mungkin saja suara yang mereka sampaikan itu bertentangan dengan suara hati kita. Kita sebaiknya berhenti merayakan paras wajah dan melupakan realita yang terjadi. Jangan sampai keteledoran dan ketidak dewasaan dalam berkomunikasi tersebut justru semakin menjauhkan Papua dari pelukan kita. Apalah artinya membungkan enam negara pasifik, jika kemudian membuat saudara kita sendiri meneriakkan ketidak adilan karena merasa pelanggaran terhadap hak Asasi Manusia yang terjadi di sekitarnya tidak diakui dan tidak dipedulikan. Banyak pertanyaan mengenai komitmen negara kita terhadap HAM, kita harus pahami itu. Dan jangan sekedar bicara keabsolutan teritorial, Papua bukan hanya sebuah wilayah. Papua adalah manusia, kebudayaan, kehidupan, keluarga, dan Anak Bangsa kita. Mari memeluk mereka.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Merayakan Paras Wajah, Lupa Dengan Realita</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiETDXor42OPjhzdpD6VxsLF2MtVJUBfCygh69-m9VpnDgnBUVlKHTwft6_9VqMFfCFHiChOpo3XffUXAr0H3r_PAxAxSCqfUZ7nImosTIjLzQUTOO11dhqhTA0Yv7hLFiHxSnpQr8uLPF/s1600/%2560diplomat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiETDXor42OPjhzdpD6VxsLF2MtVJUBfCygh69-m9VpnDgnBUVlKHTwft6_9VqMFfCFHiChOpo3XffUXAr0H3r_PAxAxSCqfUZ7nImosTIjLzQUTOO11dhqhTA0Yv7hLFiHxSnpQr8uLPF/s640/%2560diplomat.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Samapai kapan kita akan terus menerus merayakan paras wajah dan lupa dengan apa yang disampaikan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com83tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-82210897889102268882016-08-09T23:57:00.002+07:002016-08-09T23:57:31.109+07:00HEYHey, kata pertama yang terucap saat kita berkenalan.<br />
Kata yang kita pakai saat saling menyapa melalui pesan singkat.<br />
Kata yang sekarang sudah menghilang.<br />
<br />
Saya memang bodoh, tidak diragukan lagi.<br />
Termasuk memutuskan untuk jatuh cinta kepadamu.<br />
Energimu terlalu besar untuk saya imbangi.<br />
<br />
Tapi mau bagaimana lagi nona.<br />
Sepertinya itu bukan pilihan untuk jatuh cinta atau tidak.<br />
Pilihannya adalah, mencoba atau tidak sama sekali.<br />
<br />
Dan ketahuilah nona, saya tidak menyesal telah mencoba.<br />
Meskipun pada akhirnya tidak berjalan dengan baik.<br />
Tapi tidak mengapa, tidak setiap saat kita jatuh cinta bukan?<br />
<br />
Kita tidak pernah tahu semua akan berakhir bagaimana.<br />
Tapi sejujurnya saya tidak punya banyak waktu.<br />
Tapi dari sedikit waktu ini, saya berharap bisa habiskan dengan kamu.<br />
<br />
Nona, jika suatu saat hatimu pada akhirnya terketuk.<br />
Katakan saja "Hey", dan kita lanjutkan lagi perjalanan yang tertunda.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-77194486813891152712016-05-31T22:48:00.001+07:002016-05-31T22:48:24.976+07:00AISYAH ITU SAKSI MATASaya begitu menyukai Film Aisyah,<br />
Setelah beberapa kali berkesempatan bermain dalam film layar lebar, bermain dalam film Aisyah memberikan saya pengalaman rasa yang berbeda. Mengangkat isu yang begitu dekat dengan alasan saya menjajal panggung stand up comedy, film ini mengangkat banyak sekali hal yang menjadi concern saya dalam melihat Indonesia Timur. Memotretnya dengan cara yang sederhana, tidak gegabah, jujur, dan tetap apa adanya.<br />
<br />
Tapi yang terutama adalah nilai-nilai toleransi yang disampaikan tanpa berusaha menggurui sedikitpun. Toleransi semacam ini di Indonesia Timur yang sudah berjalan sejak lama dengan begitu alami. Beberapa catatan kelam mengenai pertikaian antar agama sempat mencoreng kehidupan bermasyarakat di beberapa tempat di Indonesia Timur. Tetapi trauma ini justru semakin mengeratkan ikatan toleransi itu saat ini. Tahun ini Nusa Tenggara Timur bahkan didaulat sebagai provinsi dengan nilai toleransi antar umat beragama terbaik se-Indonesia.<br />
<br />
Film ini adalah pesan penting bagi masyarakat Indonesia. Di kota-kota besar yang penuh dengan kecanggihan sistem informasi dan telekomunikasi, yang dimanjakan dengan pelbagai fasilitas, yang disesaki manusia-manusia sarjana dan ahli-ahli, justru sering kita jumpai tindakan-tindakan intoleran. Dilakukan oleh mereka yang terlihat menguasai ilmu agama dan bahkan dijalankan melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah sendiri. Mengapa dengan semua kepandaian dan kelengkapan informasi mereka itu, susah untuk mengerti arti toleransi.<br />
<br />
Dan Aisyah dalam film ini, menjadi saksi mata dari semua anomali tersebut. Betapa kisah petualangan dia ke Dusun Derok di perbatasan Kefamenanu ini harusnya bisa membuka mata banyak orang mengenai apa itu toleransi. Di Indonesia Timur, tidak membutuhkan postingan religi di laman sosmed, siraman rohani lewat tayangan televisi atau apapun kecanggihan yang dimiliki oleh manusia modern saat ini untuk memahami apa itu toleransi antar umat beragama. Di Indonesia Timur kamu bisa menemukan toleransi yang sebenarnya, yang tulus dan tidak berpura-pura itu, bahkan di dusun paling terpencil sekalipun seperti halnya Dusun Derok.<br />
<br />
Kalau masih belum percaya, tanya saja Aisyah.<br />
Dia saksi mata, bagaimana indahnya toleransi antar umat beragama di Indonesia Timur.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNlKK2tVmN9Z0JHDjzBEiLkAku0uc-IKXBGcFhsJy_JUsA5O-XEq-An9LtSBx0zPaEtkSvsEc85WU67x3NGNxfQta94LN49-glnDrLmGBK-QQo8kdp910xpmM7Dsg0UrCkPkAkXZWYDlWW/s1600/Screen+Shot+2016-05-31+at+9.45.06+PM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNlKK2tVmN9Z0JHDjzBEiLkAku0uc-IKXBGcFhsJy_JUsA5O-XEq-An9LtSBx0zPaEtkSvsEc85WU67x3NGNxfQta94LN49-glnDrLmGBK-QQo8kdp910xpmM7Dsg0UrCkPkAkXZWYDlWW/s400/Screen+Shot+2016-05-31+at+9.45.06+PM.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-62220455576832723152016-04-30T23:32:00.003+07:002016-04-30T23:32:35.545+07:00IRONI PELURU TAJAM<div class="_4_j7" style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold; line-height: 18px;">
<span style="line-height: 20px;"> </span></div>
<div class="mbm _5k3v _5k3y" style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; margin-top: 16px; overflow: hidden; word-wrap: break-word;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_5724dd8fc21976379463745" style="display: inline;">
Mari Tembak Pelipis Mereka<br />
Atau Penggal Saja Kepalanya<br />
Toh Mereka Hanya Bisa Teriak<br />
Mereka Tidak Akan Angkat Senjata<br />
<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
Kita,... Kita Yang Punya Senjata, Bukan Mereka...<br />
<br />
Kalau pun Mereka Angkat Senjata, Mereka Melawan Hukum<br />
Hukum itu Kita Yang Punya, Mereka Hanya Harus Tunduk<br />
Tunduk pada Hukum dan Kitalah Penegak Hukum<br />
<br />
Mari Rebut Tanah Kelahirannya<br />
Kita Usir dari Rumah-rumah Mereka<br />
Toh Mereka Hanya Bisa Mengadu<br />
Tetapi Dunia Sudah Tutup Telinga<br />
Dunia,... Dunia Berpihak Pada Kita, Bukan Mereka<br />
<br />
Kalaupun Dunia Memihak Mereka, Hukum Masih Memihak Kita<br />
Kita Hukum Mereka Dimata Dunia. Mereka Tetap Akan Tunduk,<br />
Dunia Akan Bisu dan Mereka Terlupakan<br />
<br />
Perusahaan Datang Lagi Menagih Janji<br />
Dan Pemerintah Telah Memberi Restu<br />
Jadi apalagi yang Kurang<br />
Kita Arahkan Saja Senjata Kita<br />
Pemerintah,... Pemerintahlah yang Meminta Kita<br />
<br />
Kalaupun Pemerintah Memihak Mereka, Perusahaan masih Memihak Kita<br />
Kita Minta Perusahaan Merayu Pemerintah, Nanti Mereka Juga Luluh<br />
Pemerintah Akan Memberi Perintah, dan Kita Akan Bertugas<br />
<br />
Pasang Peluru Tajam mu Kawan<br />
Pelajar, Petani dan Nelayan itu Sudah Melampaui Batas<br />
Mari Tembak Pelipisnya<br />
Dan usir mereka dari Tanah Kelahirannya<br />
Ini adalah tugas negara, ini adalah perintah untuk kita<br />
<br />
------------------------------<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>------------------------------<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>------------------------------<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>----<br />
Malang, 25 Desember 2011</div>
</div>
</div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-66128102880064384502016-03-19T03:47:00.001+07:002016-03-19T04:02:42.561+07:00KEADILAN, JALAN MENUJU TUHANMengapa agama-agama besar diturunkan?<br />
<div>
Bagi saya salah satunya, adalah demi keadilan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bukankah Musa diturunkan untuk membela Bani Israel dari ketidakadilan Fir'aun? Yang membunuh setiap bayi laki-laki dari keturunan Israel.</div>
<div>
Bukankah Jesus Kristus diturunkan untuk membela Bani Israel dari ketidakadilan Herodes? Yang membinasakan semua bayi laki-laki di Beetlehem.</div>
<div>
Bukankah Muhammad SAW, diturunkan salah satunya untuk meluruskan ketidakadilan yang dilakukan oleh Kaum Kafir Qurais? Yang mengubur hidup-hidup Bayi Perempuannya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Lalu mengapa kita memandang keadilan dengan sebelah mata, ketika bahkan Tuhan sekalipun menurunkan utusannya untuk menghentikan ketidakadilan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya menyukai konsep ideologi Pancasila. Tetapi saya melihat Pancasila sebagai Dasar Negara kita yang ditulis dari Sila Pertama hingga Sila Kelima, untuk mewujudkannya harus dimulai dari bawah, dari Sila Kelima menuju Sila Pertama.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kita harus menjamin bahwa keadilan sosial telah diwujudkan, setidaknya dimulai dari pikiran dan nurani kita sendiri. Tuan Besar Pramoedya pun telah mengatakan baiknya kita berlaku adil sejak dalam pikiran. Sejak dalam pikiran.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Lalu tanyakan pada diri kita masing-masing, sudahkah kita berusaha adil selama ini?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yang saya lihat banyak yang berlindung dibalik Sila Pertama untuk menindas setiap yang berbeda pandangan dengan mereka. Tidak peduli makna kemanusiaan, yang adil dan beradab. Tidak melihat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai sesuatu yang penting. Tidak mengindahkan makna hikmah kebijaksanaan. Dan terutama tidak peduli makna keadilan sosial.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Menindas kaum minoritas, menolak pemimpin yang tidak seagama, memecah belah bangsa dengan menyebarkan kebencian terhadap suku dan agama tertentu, tidak pernah peduli dengan nasib orang yang mereka akui sebangsa. Mereka merasa cukup hanya dengan Sila Pertama saja. Ketika mereka merasa ber-Tuhan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pertanyaannya, akankah Tuhan menerima kita jika membiarkan ketidakadilan?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mengapa Pancasila harus diwujudkan dari bawah?</div>
<div>
Karena saya percaya, keadilan adalah jalan terbaik untuk menemui Tuhan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Salam,...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-88445666785824053392016-01-31T23:53:00.000+07:002016-01-31T23:53:20.672+07:00MENUTUP JANUARI 2016Tidak ada kisah cinta asmara di bulan Januari, sudah kuduga memang. Tapi tidak mengapa, karena tahun yang baik baru saja dimulai. Bagaimanapun juga, kabar baik bukan hanya tentang asmara saja.<br />
<br />
Sepanjang bulan Januari, Film NGENEST mencatatkan hasil yang membahagiakan. Itu juga adalah perwujudan cinta. Meskipun dunianya berbeda. Sungguh diluar dugaan mendapatkan sambutan sedemikian mewah. Bisa membantu film ini meskipun hanya sedikit saja sungguh sebuah keberuntungan. Ge Pamungkas dan Ernest Prakas Ulang Tahun, itu juga cinta. Dan ada juga deklarasi anggota baru dalam tim manajemen, semoga lebih solid lagi kedepannya. Meeting dengan Bang Pandji Pragiwaksono untuk persiapan World Tour itu juga adalah buah dari cinta.<br /><br />
Perwujudan cinta memang masih datang dengan bentuk yang berbeda. Belum mengenai sejoli yang sangat ingin kutemukan. Tetapi Januari berisi kebahagiaan. Semoga Februari juga, berakhir dengan manis.ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-67490413862097358112015-12-31T20:50:00.000+07:002015-12-31T20:59:25.031+07:00CATATAN AKHIR TAHUN 2015<div style="text-align: justify;">
Tahun 2015 begitu bersahabat untuk saya, banyak pencapaian yang hebat dan sebagian diantaranya adalah hal yang besar maknanya untuk saya. Tulisan ini semoga bukan untuk pamer, tapi sekedar catatan bagi saya sendiri, betapa waktu di tahun 205 cukup berpihak pada saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Penayangan Film CJR The Movie</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Syutingnya memang sudah sejak tahun 2014, bisa jalan-jalan ke Australia. Pertama kalinya ke luar negeri, haha norak ya, maafkan kasian. Akhirnya bisa lihat tayangan filmnya juga sangat memuaskan. Pas promo dan nobar film, bertemu anak-anak ABG yang fanatiknya luar biasa, Comate. Sungguh berkesan melihat bagaimana mereka bisa begitu mencintai idolanya. Kalian hebat CJR dan Comate. Jadi kangen anak-anak CJR ini. Sungguh pribadi yang santun. Semoga kalian jangan berubah ya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQV9PmrDZSiEJm8MyMoiSLwGG1OzLK8ksLUN3XsTGfPxwKVV3V_Hu6UVCodP9TWEt18VCWPw97FoLvGs8BeGSIzgQBJI8t6KYroJEmbAdSfuzKRQQrrmOe6Ptgm0eymUUwG6-wU22pHgLb/s1600/11cjr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQV9PmrDZSiEJm8MyMoiSLwGG1OzLK8ksLUN3XsTGfPxwKVV3V_Hu6UVCodP9TWEt18VCWPw97FoLvGs8BeGSIzgQBJI8t6KYroJEmbAdSfuzKRQQrrmOe6Ptgm0eymUUwG6-wU22pHgLb/s400/11cjr.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Penayangan COMIC 8 : CASINO KINGS PART 1</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama kali merasakan main film ya di Comic 8 ini. Akhirnya bisa bikin sekuelnya lagi itu, rasanya luar biasa. Animo penonton yang sudah menyatu sama karakter di Comic 8 jadi berasa punya ikatan yang berbeda. Beda sama penikmat karya stand up, bagi saya pencinta Comic 8, melihat kami dengan pandangan yang berbeda. <b>Tahun 2016 nanti Comic 8 : Casino Kings Part 2</b> akan tayang, semoga masih mendapat sambutan yang hangat.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8DfspDSUVsm13Vgl5DELtWJAM2lJefPyP763ffFrgYqbFV0U6SEPlZOd-ZwI57YNNJab8ePGO8TbmcZSS8uN-aWGUi56gs7HB-auNQQ8bJlVgn4AfzJUDIFzb8rD3C6jwaFnPuI-1wTwR/s1600/comic+8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8DfspDSUVsm13Vgl5DELtWJAM2lJefPyP763ffFrgYqbFV0U6SEPlZOd-ZwI57YNNJab8ePGO8TbmcZSS8uN-aWGUi56gs7HB-auNQQ8bJlVgn4AfzJUDIFzb8rD3C6jwaFnPuI-1wTwR/s400/comic+8.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Bermain dalam Film LAMARAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh kesempatan yang luar biasa. Sebelumnya selalu bermain dengan PH yang sama, FALCON PICTURES, kali ini mencoba bermain dengan lingkungan baru. Berkesempatan dibesut oleh sutradara sekelan MONTY TIWA, itu mimpi jadi kenyataan. Sebagai orang yang menyukai komedi saya sangat percaya dengan insting komedi beliau. Terima kasih untuk kesempatannya yang sangat menyenangkan. Belum lagi bisa bersua dengan Acha Septriasa, Reza Nangin, Cok Simbara, dan berpasangan dengan Sascha Stevenson. </div>
<div style="text-align: justify;">
Kawan, begini-begini saya itu pernah main film dengan Acha Septriasa, hahahahahahahahaa... </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6dJauKhf1kTOha4KZo_gnxvt3xDSs_MR2ZqPSUFSQu4gi9tdTBTxwXofU1ZSLhxravYLTRFsVP7HPF1v8BgejEVjP2lZ959M56tBQgd1UcTxO5K1aY6RBhSHtIrhDyLa7Vh3jBwFBNqAI/s1600/FILM+LAMARAN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6dJauKhf1kTOha4KZo_gnxvt3xDSs_MR2ZqPSUFSQu4gi9tdTBTxwXofU1ZSLhxravYLTRFsVP7HPF1v8BgejEVjP2lZ959M56tBQgd1UcTxO5K1aY6RBhSHtIrhDyLa7Vh3jBwFBNqAI/s320/FILM+LAMARAN.jpg" width="224" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Bermain dalam Pagelaran Theater Indonesia Kita "TABIB DARI TIMUR"</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah salah sati favorit saya di Tahun 2015, menjadi pemain dalam pagelaran Theater. Sungguh kesempatan besar yang tidak pernah terbayangkan. Terima kasih sebesar-besarnya untuk Mas Agus Noor, Mas Butet Kertarajasa, dan Pace Jecko Siompo yang telah memberi kesempatan ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-GHbrMkRQJKUr1_JjTA-xRdwKB9XbmAXdNopW9UgMs6Iikf1NSS4NZE-YEG4DInm54Tpgz5FcGIFxFfYE-Id8A_SQYVCOw2fzcKLIFBmHJ4RtpM4ZbdLiFKOKTWanPz_cLK1dFcdVgSE1/s1600/TABIB+DARI+TIMUR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-GHbrMkRQJKUr1_JjTA-xRdwKB9XbmAXdNopW9UgMs6Iikf1NSS4NZE-YEG4DInm54Tpgz5FcGIFxFfYE-Id8A_SQYVCOw2fzcKLIFBmHJ4RtpM4ZbdLiFKOKTWanPz_cLK1dFcdVgSE1/s320/TABIB+DARI+TIMUR.jpg" width="227" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Ikutan pertunjukan "STORY OF STREETPASS" dan Launching "PAPUA ORIGINAL"</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi bagian dari acara ini sungguh sesuatu yang membahagiakan. Entah kenapa saya selalu merasa menjadi bagian dari mereka, secara rasa dan karya. Semoga bisa bergabung lagi dalam karya selanjutnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjtxDMAFY6fT8AM4kzlVVJqKZY46B6KTHW3Yxm_P4Hbt6zoMTAkG3Ix36S_dV0iCIn1qlQgJFQ8lifv4Igh4D8VWI8WgSC1FgBpEQiliSVqyXtPCb8GoB0tyrCHKf0zBIgGjgsGuCOyOyy/s1600/Album-Papua-Original_DAS1.jpg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjtxDMAFY6fT8AM4kzlVVJqKZY46B6KTHW3Yxm_P4Hbt6zoMTAkG3Ix36S_dV0iCIn1qlQgJFQ8lifv4Igh4D8VWI8WgSC1FgBpEQiliSVqyXtPCb8GoB0tyrCHKf0zBIgGjgsGuCOyOyy/s320/Album-Papua-Original_DAS1.jpg.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlmmL3UKI8BPbkNvqoTSiH6y7yqyu6vmV_bRNjkXPuzrzW4CUtMKtPMjoBjyeHcSYNizrrgcJDz-daPLzbK-OQC7tDSwDAwYw-n7xqCB21LgCMVmq0PxmmnZ3IrHWQL-i32yRBFCxWgQLm/s1600/story.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlmmL3UKI8BPbkNvqoTSiH6y7yqyu6vmV_bRNjkXPuzrzW4CUtMKtPMjoBjyeHcSYNizrrgcJDz-daPLzbK-OQC7tDSwDAwYw-n7xqCB21LgCMVmq0PxmmnZ3IrHWQL-i32yRBFCxWgQLm/s1600/story.jpeg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. MEMBANTU PENGERJAAN FILM NGENST </b><br />
Saya sudah beberapakali ikut terlibat pembuatan film, tetapi keterlibatan saya dalam pembuatan film NGENEST ini sedikit istimewa. Saya dipercaya oleh ERNEST PRAKASA untuk membantunya menjadi Comedy Coach. Sungguh menyenangkan bisa ikut membantu dari balik layar. Meskipun hanya sedikit bisa memberi kontribusi, tetapi semoga ini bisa menjadi jalan untuk terlibat lagi dalam pekerjaaan di balik layar selanjutnya. Filmnya sedang tayang loh teman-teman, sepertinya seh LUCU menurut banyak orang, hahaha. Semoga memuaskan.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgejKvKEaJBpQvLrLVAbv8ZPAOI-iFchSOfcHLkOC7sSoV_OBLu0-3aQdjZKBDTATb12IgjDHb2BDpxRuogXvbcc4n6YmnB79_5bqCV-M_oQlxY3iwik3r3s9mtG31GWNPe7No5Mkhtge1/s1600/ngenest.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgejKvKEaJBpQvLrLVAbv8ZPAOI-iFchSOfcHLkOC7sSoV_OBLu0-3aQdjZKBDTATb12IgjDHb2BDpxRuogXvbcc4n6YmnB79_5bqCV-M_oQlxY3iwik3r3s9mtG31GWNPe7No5Mkhtge1/s320/ngenest.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>7. WISUDA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi hal paling luar biasa yang terjadi dalam hidup saya di tahun 2015 adalah menyelesaikan pendidikan tinggi saya. Akhirnya setelah sekian lama saya Wisuda juga. Punya gelar sarjana teknik mungkin hal tersendiri, tetapi paling utama bisa melihat kedua orang tua bahagia setelah penantian yang terlalu panjang itu tidak ada duanya. Terima kasih untuk Kampus tercinta ITN Malang, Jurusan Teknik Planologi, Ketua Jurusan, semua dosen, terutama Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji saya telah berbaik hati membantu saya mewujudkan mimpi di tahun 2015 ini.<br />
Ini adalah MOMENT TERBAIK sepanjang Tahun 2015..!!!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1xubG6U45uaTdaYd6OciuVPPHX_Numo6busxtYK9oIJAGcCNU13-6tXJDUltbq8yb8XTsjrR8R3cuuaieUIEZOPCSXf5t5VrFCe4FAE8jkfbE09bP8JaZi_AnS2TofMLW5m97AkxKmXUq/s1600/Foto+Wisuda+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1xubG6U45uaTdaYd6OciuVPPHX_Numo6busxtYK9oIJAGcCNU13-6tXJDUltbq8yb8XTsjrR8R3cuuaieUIEZOPCSXf5t5VrFCe4FAE8jkfbE09bP8JaZi_AnS2TofMLW5m97AkxKmXUq/s640/Foto+Wisuda+2.jpg" width="425" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya demikianlah sebagian kecil hal yang saya syukuri terjadi di 2015. Ada juga seh syuting ke Atambua yang sangat menyenangkan, tapi mau saya ceritakan kalau film nya sudah tayang saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersyukur kepada Allah SWT, telah memberikan salah satu tahun terbaik dalam hidup saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TAHUN 2016 nanti akan seperti apa? Terserah biar waktu yang menjawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi kalau boleh meminta, saya berharap akhirnya bisa menemukan kekasih yang bisa menjadi tempat berbagi suka dan duka, yang setia dan menjaga saya sepenuh hatinya.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>SELAMAT TAHUN BARU KAWAN SEMUA</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>SEMOGA KEBAIKAN TERUS BERLANJUT</b></span></div>
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-68438598146079832592015-12-25T00:01:00.001+07:002015-12-25T00:01:49.640+07:00PUSARA KEADILANSaya ingin menulis untaian kata-kata ini<br />
Untuk mengingat bahwa pada penghujung tahun ini<br />
Terjadi sebuah tragedi kemanusiaan di Kabupaten Nduga, Papua<br />
<br />
Puluhan balita di Papua meninggal karena penyakit<br />
Dan hanya sedikit yang peduli<br />
Lebih banyak yang tidak mengetahui bencana ini pernah terjadi<br />
Mereka itu yang menutup mata dan telinga itu<br />
Adalah mereka yang selama ini berteriak mengaku sebangsa<br />
Tetapi kemana perhatian mereka ketika bocah-bocah itu pergi<br />
<br />
Pejabat sibuk meributkan hasil alam di bawah tanah yang mereka huni<br />
Seolah begitu peduli, akan perompakan isi bumi yang sudah berpuluh tahun itu<br />
Mereka semua mendadak jadi pahlawan yang membela tanah pribumi<br />
Tetapi korban jiwa terus berjatuhan pada hari itu<br />
Sebagian lain sibuk meributkan isi celana para artis<br />
Yang kabarnya diperdagangkan kesana-kemari<br />
Sungguh berita yang begitu hangat untuk diperbincangkan<br />
Kematian puluhan balita terlupakan, lewat begitu saja.<br />
<br />
Media di negara ini memang aneh bin ajaib<br />
Satu orang anak artis yang lahir diberitakan sehari semalam<br />
Puluhan anak di Papua meninggal, sekelebat begitu saja<br />
Mungkin salah anak-anak yang meninggal itu<br />
suruh siapa bapak ibu mereka bukan artis<br />
Bapak ibu mereka hanya masyarakat pegunungan di Papua<br />
Jauh juga, tidak perlulah kita peduli dan tahu keadaan mereka<br />
Ini membuat saya sedih setengah mati<br />
Bagaimana kita mau berharap empati di Tanah Air ini<br />
Ketika masyarakat kita lebih banyak disuapi<br />
dengan berita selangkangan<br />
daripada kematian puluhan balita.<br />
<br />
Sejak awal bulan November hingga pertengahan Desember<br />
Puluhan balita di Papua meninggal karena wabah penyakit<br />
Banyak yang tidak mengetahui dan hanya sedikit yang mengabarkannya<br />
Rintihan pilu duka lara itu lenyap diantara hembusan angin pegunungan<br />
Inilah potret nyata bangsamu yang mengaku ramah itu<br />
Potret yang membuat saya sedih dan malu pada mereka<br />
Tetapi saya pun hanya bisa mengabarkan saja<br />
<br />
Dan mengingat melalui tulisan sederhana<br />
Mengenang malaikat-malaikat kecil yang pergi dalam dingin malam<br />
Yang terambil dalam keadaan lapar, sesak dan tubuhnya panas tinggi<br />
Dalam rangkulan ibu dan bapaknya yang hanya bisa memanjatkan doa<br />
Semoga kedamaian menyertai kalian semua<br />
Dan kami diampuni Tuhan karena ketidak adilan ini<br />
<br />
Tulisan ini adalah sebuah pusara<br />
Pengingat bagi saya atas ketidak adilan yang terus terjadi<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFlJPDvv9Ak0D-09L37S9BqA68IVfuEI9t4kg6pZxc-NbFnQe5-xwjcXheTyAF8BA60HIt5RgGrpEQNWUtaiDObENYz95WeeloF3kujN2TDkTVBAKxd1BkU8jLJ4HEPPfb-H7wG7ODS9wY/s1600/mbuwa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFlJPDvv9Ak0D-09L37S9BqA68IVfuEI9t4kg6pZxc-NbFnQe5-xwjcXheTyAF8BA60HIt5RgGrpEQNWUtaiDObENYz95WeeloF3kujN2TDkTVBAKxd1BkU8jLJ4HEPPfb-H7wG7ODS9wY/s320/mbuwa.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-66172859535542173662015-10-31T12:36:00.003+07:002015-10-31T12:36:58.530+07:00INDONESIA SEUTUHNYA<div style="text-align: justify;">
<i>Tulisan ini diambil dari Kultwit saya tanggal 28 Oktober 2015, dengan hastag #IndonesiaSeutuhnya, dalam rangka memeperingati Hari Sumpah Pemuda.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><u><br /></u></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Sumpah Pemuda bukanlah sesederhana ikrar yang diucapkan. Melainkan cara bersikap dikemudian hari. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Jangan menjadi Pemuda Indonesia yang bersemangat membara setiap tanggal 28 Oktober saja, tetapi setiap saat. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Menjadi Pemuda Indonesia itu gampang-gampang susah. Kita hidup di Tanah Air yang multi-kultur. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Kemajemukan yang luar biasa inilah yang mendorong lahirnya Sumpah Pemuda agar kita menjadi Indonesia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Sedikit waktu yang kita jalani, selain hura-hura menjadi Anak Muda, sempatkanlah belajar tentang Indonesia. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Sekarang ini saya melihat melonjaknya kebanggaan atas identitas lokal semenjak era keterbukaan, tentu ini merupakan hal baik. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Tetapi harap diingat, kebanggaan kita akan identitas lokal, janganlah membuat kita lupa menjadi Indonesia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Bahasa Indonesia sebagai salah satu yang diusung dalam Sumpah Pemuda, sukses mempersatukan kita. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Meskipun demikian, Bahasa Daerah sebagai kekayaan Bangsa juga mesti dilestarikan. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Saya selalu senang ketika ada Orang Jawa yang terkejut kalau saya ajak ngomong Bahasa Jawa. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Atau orang Banjar, karena saya juga lumayan bisa berbahasa Banjar. Meskipun kosa kata saya tidak banyak. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Meskipun tidak begitu lancar Bahasa Jawa dan Banjar, tetapi itu usaha saya untuk mencintai apa yang Indonesia punya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Pun demikian, ketika saya hadir membawa identitas Indonesia Timur. Banyak yang bertanya dari mana asal saya sebenarnya. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Sesungguhnya saya sangat senang ketika disangka Papua, Ambon, atau Flores. Meskipun saya ditakdirkan lahir di Kendari.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Bagi saya :</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><b>Kita tidak bisa memilih dimana kita dilahirkan, </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><b>tetapi bisa memilih tempat-tempat yang kita cintai.</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><b>Kita tidak bisa memilih darah dan suku apa yang kita warisi, </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><b>tetapi boleh menjadi bagian dari budaya suku manapun. </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Ketika berikrar menjadi Indonesia, idealnya kita melihat semua yang Indonesia punya sebagai identitas kita. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Saya selalu bangga jadi orang Wakatobi, saya pun cukup lancar berbahasa Pulo, bahasa asli Wakatobi. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Tetapi minat saya cukup besar mempelajari apa yang suku lain miliki. Dan kalau bisa menjadi salah satu dari mereka. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Karena bagi saya, setiap suku dengan bahasa dan adat istiadatnya adalah keindahan yang harus dinikmati. Terutama bahasa daerah. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Kita seharusnya menggunakan Bahasa Indonesia, untuk menjadi Jembatan mengerti Bahasa Daerah lain. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Jangan sampai Bahasa Daerah menjadi punah, hanya karena Anak Muda keliru memahami makna persatuan. </span><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;">Jadi, mari menjadi </span><a href="https://twitter.com/search?q=%23IndonesiaSeutuhnya" style="background-color: white; color: #105cb6; cursor: pointer; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; white-space: pre-wrap;" target="_blank">#IndonesiaSeutuhnya</a><span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"> tidak peduli kamu Aceh, Jawa, Betawi, Cina, Arab, Ambon, Papua. Jadilah Indonesia.</span></div>
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMdF8K5ehLTokCsvqkoe4MwIWo4WkE1NtWJn1Z5tcSqXDWfqOY9Th74PeTNCH48_cKsU6-miI3WpY-tKYvELckDyAHBWS78jJBWs6uWVqr30xu89_Ifs6F5x9jF2AjBqKwZ-7eO9qRpTX/s1600/papua.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMdF8K5ehLTokCsvqkoe4MwIWo4WkE1NtWJn1Z5tcSqXDWfqOY9Th74PeTNCH48_cKsU6-miI3WpY-tKYvELckDyAHBWS78jJBWs6uWVqr30xu89_Ifs6F5x9jF2AjBqKwZ-7eO9qRpTX/s1600/papua.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6U6VnNiyH2N6HWVfcewThZkmyCbONwouVd0G2Ty3BEdyIC36iyzMhcqgFHT3Co6eRWv6laq6uZu7xcehHZqMnBvOHplbv3z_fxqVymWzaMaBnqewCiNnEFbGQy8TrPxswX4cBgMre8h3P/s1600/wakatobi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6U6VnNiyH2N6HWVfcewThZkmyCbONwouVd0G2Ty3BEdyIC36iyzMhcqgFHT3Co6eRWv6laq6uZu7xcehHZqMnBvOHplbv3z_fxqVymWzaMaBnqewCiNnEFbGQy8TrPxswX4cBgMre8h3P/s320/wakatobi.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, arial, helvetica, clean, sans-serif; font-size: 14.04px; line-height: 19.656px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-54934994747410775002015-09-30T21:13:00.000+07:002015-09-30T21:13:56.055+07:00LULUSKemarin-kemarin gak sempat nulis blog. Penyebabnya karena lagi nulis cekripci.<br />
Trus kelar juga akhirnya penantian selama belasan tahun. Studi saya selesai. Tapi bukan proses belajarnya. Saya mencintai disiplin ilmu saya. Makanya waktu tiba dititik stagnant, saya bertahan buat menyelesaikan. Beberapa kali memang kepikiran untuk pindah. Tapi perjalanannya sudah cukup jauh, dan seperti slogan pemadam kebakaran, pantang pulang sebelum padam.<br />
Terima kasih Jurusan Teknik Planologi ITN Malang, yang sudah memberikan kesempatan menyelesaikan studi dan lebih dari itu semua, memberikan kesempatan untuk berproses dengan cara yang luar biasa.<br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-20821794780434097682015-08-14T02:10:00.001+07:002015-08-14T02:15:11.167+07:00Tuntutlah Ilmu, Tuntunlah Ilmu<br />
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya menyenangkan menjadi seorang ahli seperti orang-orang itu. Saya selalu ingin menjadi salah seorang dari mereka. Status seorang ahli, sepertinya demikian terhormat dimata masyarakat. Karena saya merasa bukan ahli dalam bidang apapun. Saya mungkin cukup mahir berkomedi, tapi sepertinya belum masuk kategori ahli. Karena ahli itu sepertinya mengerti berbagai seluk beluk disiplin ilmu yang ditekuninya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pastinya hebat menjadi ahli. Ahli fisika, ahli agama, ahli kimia, ahli kesehatan, ahli hukum, ahli nuklir dan banyak lagi ahli-ahli dari berbagai disiplin ilmu. Saya ingin menjadi seperti mereka.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi malam ini kawan, saya mendadak takut menjadi ahli. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah saya menemukan sebuah kalimat dalam peribahasa, "Laksana Ayam yang mati kelaparan, di lumbung padi". Kalimat peribahasa inilah yang pertama kali terbersit dalam benak saya ketika saya melihat beberapa ahli belakangan ini. Pikirannya mati, terkubur oleh ilmu menumpuk yang mereka miliki. Ahli hukum maupun ahli agama, sepertinya banyak yang pandangannya justru dikaburkan oleh pengetahuannya sendiri. Padahal mereka ini semua ahlinya, tapi entahlah bagi saya justru dalil yang mereka ketahui, yang mereka hafalkan, dan mereka kuasai justru berbalik membodohi pikiran mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka saya tidak mau lagi menjadi seorang ahli, jika akan berakhir seperti mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin seperti ini yang saya rasakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Anggaplah dua orang ini naik gunung. </div>
<div style="text-align: justify;">
Yang satu orang yang ilmunya sedikit, satunya lagi adalah seorang Ahli.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika tersesat, orang yang ilmunya sedikit akan ketakutan lalu berhenti dan memahami apa yang salah dengan perjalanan yang ia tempuh. Lalu mencari jalan keluar yang baik. Mencari jalan yang benar yang mungkin telah ditinggalkannya. Orang yang ilmunya sedikit ini akan menapaki perjalanan dengan perlahan, dan berusaha menemukan jalan yang akan membuatnya selamat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berbeda dengan seorang ahli-ahli seperti yang saya lihat belakangan ini. Ketika tersesat mereka bersikukuh bahwa merekalah ahlinya. Bahwa yang menyadari kekeliruan merekalah yang tersesat. Maka akan dikeluarkanlah dalil-dalil mereka untuk menutupi kekeliruan tadi ini. Tetapi semakin tersesatlah jalan mereka. Bahkan jika dia dan semua orang mengikutinya jatuh kedalam jurang yang terjal, maka dia akan tetap memiliki dalil, bahwa jurang yang terjal itulah jalan yang terbaik. Dan semua orang harus mendengarkannya karena dia adalah ahlinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para ahli seperti ini dibenak saya hanyalah orang-orang yang mempunyai banyak ilmu karena rajin menuntut ilmu. Tetapi setelah memiliki ilmu, maka ilmu tersebut tidak menuntunnya kemana-mana kecuali kedalam ketersesatan. Tidak tersisa apapun bagi ahli seperti ini, kecuali sifat kesombongan yang terus tumbuh didalam sanubarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa orang tersesat karena sedikitnya pengetahuan, tetapi juga tidak sedikit yang tersesat dengan banyaknya pengetahuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu mengerikan, jika kita justru tersesat dalam luasnya pengetahuan kita sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan lagi begini, tidak peduli kita dikehidupan ini menjadi ahli apapun. Mau itu Ahli Agama, Ahli Kimia, Ahli Hukum Tata Negara, Ahli Fisika, Ahli Gizi ataupun Ahli Komputer, pada akhirnya kita semua akan berakhir sama, menjadi Ahli Kubur.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitUlAapMgF0G4vLjxBJY4zQfyHI3KhlRznjnQSWIieGNXTBTrKqaFh-gSX80Cs0v1FBgioKdfmVvB4NxGNJqFC6WSATe7AApHk-OZXCdiHwIUO3SFRvkgl5SLx6jn6iK82z0zy8Ry-Udfo/s1600/1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitUlAapMgF0G4vLjxBJY4zQfyHI3KhlRznjnQSWIieGNXTBTrKqaFh-gSX80Cs0v1FBgioKdfmVvB4NxGNJqFC6WSATe7AApHk-OZXCdiHwIUO3SFRvkgl5SLx6jn6iK82z0zy8Ry-Udfo/s320/1.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b style="font-size: 12.8000001907349px;">Satriaddin Maharinga</b><b> a.k.a </b><b style="font-size: 12.8000001907349px;">Arie Kriting</b><br />
Orang ini tidak terkenal sebagai Ahli dalam bidang apapun, <br />
tetapi bertekad memiliki Ahli Waris, yang lahir dari rahim kamu <br />
yang mencintai seni, gagasan, keadilan, kemerdekaan <br />
dan kemanusiaan. Karena itulah jalan yang ia pilih<br />
untuk mendekati Sang Penciptanya.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-49651237840189355902015-08-01T02:52:00.000+07:002015-08-01T02:53:22.478+07:00Membangun Pondasi Yang KokohSelamat memasuki bulan Agustus. Bulan kemerdekaan bangsa kita. Merdeka..!!!<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Saya bukan pakar tata negara tapi saya Orang Merdeka.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Maka atas dasar kemerdekaan ini saya mau menulis apa yang saya lihat mengenai Pancasila sebagai Dasar Negara kita. Saya sangat mengagumi Pancasila, meskipun menurut beberapa orang, Pancasila sebagai Dasar Negara sebenarnya normatif dan bukan sesuatu yang luar biasa secara terobosan pemikiran. Artinya di berbagai negara, di berbagai tatanan, bahkan sejak jaman kerajaan-kerajaan, nilai-nilai serupa atau sejalan dengan yang tertuang dalam Pancasila juga telah dirumuskan tentunya dengan bahasa, urutan, dan kemasan yang berbeda.. Tapi itu kemasannya saja, sejatinya Pancasila sebagai dasar Negara adalah memang sesuai dengan yang dibutuhkan bangsa kita. Lebih daripada itu, harusnya yang terpenting adalah implementasinya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Menurut saya, sebagai sebuah dasar negara, perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari itu harus dimulai dari bawah. Dari menumbuhkan keadilan, didalam pikiran, perbuatan, dan perasaan. Baru kemudian kita berbicara mengenai nilai-nilai yang tertera pada sila-sila diatasnya. Karena secara harfiah, membangun Pondasi itu memang dari bawah. Tidak mungkin membangun Pondasi itu dari atas. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tanya saja semua tukang bangunan, pasti yang namanya membangun Pondasi itu dari bawah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mungkin begitu juga seharusnya dengan membangun Pondasi Negara. Harus dari bawah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebagai negara dengan penduduk yang cenderung religius, memang tidak mengherankan jika sila pertama lebih sering dipasang sebagai tolok ukur untuk menilai kondisi yang terjadi dalam masyarakat. Tetapi terkadang dalam prakteknya, sila pertama ini juga menjadikan nilai-nilai kemanusiaan menjadi nomor dua, dan bahkan dalam beberapa kasus malah membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi mungkin yang terjadi adalah kita keliru dalam memaknai urutan dalam Pancasila ini. Mungkin sejatinya kita harus mulai memahami dan mewujudkan Pancasila itu dari sila yang paling bawah, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini yang sebenarnya harus menjadi fokus kita bersama dulu. Bagaimana mewujudkan keadilan sosial di negara ini. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Balik lagi, kita harus membangun Pondasi itu dari bawah, supaya kokoh.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bukan bermaksud mengesampingkan ajaran-ajaran agama, sama sekali bukan. Tetapi dengan beberapa kejadian yang akhir-akhir ini mengemuka, saya seperti melihat ada kejanggalan makna. Kasus Tolikara, masalah haramnya BPJS, Islam Nusantara, dan lain sebagainya, selalu menghadirkan polemik yang ujung-ujungnya akan berkutat pada perdebatan bahwa negara kita ini berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka harus begini, harus begitu, karena ini ada dalam ajaran jelas aturannya begini dan begitu. Berputar disitu-situ lagi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi kemudian kita terus saja menyaksikan ketidak adilan terjadi dimana-mana.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mungkin kita harus menata kembali langkah kita. Mencermati kembali lagi urutannya. Bagaimana jika pondasi bangsa kita ini, kita bangun dari bawah. Melihat masih belum terwujudnya Keadilan Sosial, sebagai permasalahan utama bangsa kita. Karena inilah yang menjadi bagian paling bawah dari dasar negara kita. Dasarnya, pondasi negara kita.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Entahlah ini benar atau tidak. Bagaimana pun juga ketika menuliskan ini, saya hanya mengikuti kata hati dan pikiran saya yang merdeka. Hanya sebatas itu saja. Tetapi saya lalu sampai pada sebuah pertanyaan...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Akankah kita menemukan Tuhan, jika kita tidak berlaku adil?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ahh, sepertinya saya kurang tidur....</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-65663644213498623152015-07-26T04:51:00.006+07:002015-07-26T04:51:46.374+07:00LA FELICITA E PATETICO<div style="text-align: justify;">
Ketika mengenang lagi kilasan moment kebahagiaan, entah kenapa kesedihan terkadang hadir menyusup menyertainya. Mungkin, karena kita tahu bahwa kebahagiaan itu telah berlalu. Tenggelam bersama masa silam. Terkubur dengan semua sejarah, bercampur aduk dalam kenangan. Mungkin, karena kita tahu bahwa kita tidak mungkin lagi merasakan kebahagiaan yang sama. Kita mungkin saja akan merasakan kebahagiaan yang baru, kebahagaiaan yang lain dimasa depan. Tetapi tentu saja rasanya berbeda. Mungkin saja demikian. Perasaan bahagia dimasa lalu itu menyedihkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika remaja, saya mengingat Ayah saya membelikan saya sebuah gitar. Setelah bertahun-tahun tidak menerima hadiah apapun dari Ayah, bahkan dihari ulang tahun saya. Kami bukan keluarga yang cukup mampu untuk membelikan hadiah ulang tahun atau semacamnya. Dan hari itu bukan hari ulang tahun saya. Tetapi siang itu Ayah saya membawa pulang sebuah gitar Yamaha (pastinya bukan yang asli), dan saya bahagia memilikinya. Itu satu dari sedikit kebahagiaan yang nyata yang pernah saya rasakan, dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi kemudian waktu bergulir dan roda kehidupan mulai memakanmu. Bukankah demikian yang kita semua jalani. Kita terus berusaha mencari kebahagiaan, tetapi nyatanya kita melalui semua kesulitan hidup. Kita harus bekerja keras, untuk mendapatkan upah, lalu mencari kebahagiaan dengan makan makanan yang kita sukai atau membeli pakaian yang kita sukai. Lalu kita melakukan pekerjaan lainnya lagi, untuk meraih kebahagiaan lainnya. Begitu seterusnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalui kesulitan, dan raihlah kebahagiaanmu yang baru...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya semua sistem di atas bumi ini bergulir seperti itu. Dimulai sejak saat kita dilahirkan, Ibu kita harus melalui kesulitan yang luar biasa, untuk kemudian tersenyum mendengar tangisan pertama kita. Lalu penyakit demam dan sakit pada gusi, untuk kemudian menemukan gigi pertama kita telah tumbuh. Semua pelajaran, ujian, dan kelulusan. Lalu pekerjaan, menerima upah dan berfoya-foya. Atau berhemat jika kamu pikir pekerjaanmu belum cukup untuk menghidupi cita-citamu dimasa depan. Lalu mungkin kamu akan jatuh cinta, mengejar cintamu, patah hati, lalu jatuh cinta lagi. Kemudian membangun rumah tangga, menanti kelahiran anak pertamamu, melalui setiap kesulitannya, dan tersenyum menyambut hadirnya kehidupan baru. Lantas kita terus meniti kehidupan sembari menunggu mati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Roda kehidupan terus menggilas. Berputar dengan cepat</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak menunggu siapapun, hanya melewati deretan waktu yang ditakdirkan untuknya...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi seberat apapun kesulitan yang harus kita lalui, tujuan akhir kita adalah kebahagiaan. Itu yang terpenting. Semoga kesulitan yang harus kita lalui, benar-benar membawa kebahagiaan bagi kita dan orang disekitar kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hidup............</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgakp03rwUjqIHaK5H3pKV15PfWq_yOlq3HOJUrY9BB50VERgYWUZ9YIuUzjyGxsbJhuMJgzhA_7pGGgd7zECGOrjsI-Jpl5MY9XhKxenkq531DmioTghtx4o4bCPvuXD7PtizVNUbxTbN/s1600/001PATETIC.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgakp03rwUjqIHaK5H3pKV15PfWq_yOlq3HOJUrY9BB50VERgYWUZ9YIuUzjyGxsbJhuMJgzhA_7pGGgd7zECGOrjsI-Jpl5MY9XhKxenkq531DmioTghtx4o4bCPvuXD7PtizVNUbxTbN/s320/001PATETIC.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">LA FELICITA E PATETICO</td></tr>
</tbody></table>
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-38165323126555574032015-07-24T13:30:00.000+07:002015-07-24T13:30:48.215+07:00KARENA WAKTU TIDAK BISA DIBELILebaran kemarin saya mudik<div>
<br /></div>
<div>
Sebenarnya tidak berencana pulang kampung<br />Karena lagi kumpul uang untuk beberapa keperluan</div>
<div>
Mudik itu biayanya cukup besar</div>
<div>
Jadi sempat kepikiran mau lebaran di Jakarta saja</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yang bikin saya memutuskan pulang adalah, Mama</div>
<div>
Suatu malam tiba-tiba saya rindu<br />Kebetulan bapak berkesempatan ke Jakarta</div>
<div>
Tapi Mama tidak bisa karena ada pekerjaan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jadi saya putuskan untuk Mudik</div>
<div>
Beli tiket pesawat langsung tidak dapat</div>
<div>
Akhirnya beli tiket pesawat ke kota terdekat, mahal</div>
<div>
Lanjut perjalanan pakai kapal laut, tidak masalah</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yang penting bisa ketemu sama Mama</div>
<div>
Lebaran di rumah, bisa cium tangan Mama langsung</div>
<div>
Berkumpul dengan adik-adik juga</div>
<div>
Saya bersyukur akhirnya memutuskan pulang kampung</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bahagia sekali bisa hadir lebaran bersama</div>
<div>
Selagi orang-orang terdekat masih ada</div>
<div>
Sempatkan untuk bertemu muka</div>
<div>
Kita tidak tahu sampai kapan bisa bersama</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika saatnya sudah tiba</div>
<div>
Orang yang kita kasihi telah pergi</div>
<div>
Berapa pun uang yang kita miliki</div>
<div>
Tidak akan bisa dipakai untuk menemui mereka lagi</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Karena waktu tidak bisa dibeli</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKMX9nYHOiBcHk7zY2yT0u2T6T4Q7RXWTt6Q8sNiLF8L7n_WDwvLa5jCCNBwyk97bCteYV5c-J6_omRrTtFTWDqdJiqd5Nc1uZ4Q8vU8SeN5rwn6jcy7B7siAxaTxMGEh2UHH26gj1UvP4/s1600/IMG_0145+copy2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKMX9nYHOiBcHk7zY2yT0u2T6T4Q7RXWTt6Q8sNiLF8L7n_WDwvLa5jCCNBwyk97bCteYV5c-J6_omRrTtFTWDqdJiqd5Nc1uZ4Q8vU8SeN5rwn6jcy7B7siAxaTxMGEh2UHH26gj1UvP4/s320/IMG_0145+copy2.jpg" width="218" /></a></div>
</div>
<div>
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-6400834942663376652015-07-11T03:18:00.000+07:002015-07-11T03:30:10.679+07:00COMIC 8 : CASINO KINGS PART 1Malam tadi Gala Premiere COMIC 8 : CASINO KINGS PART 1 telah selesai dilaksanakan. Sambutan yang cukup menyenangkan datang dari kerabat dan beberapa kolega. Sungguh menyenangkan akhirnya sampai juga pada tahap ini, setelah semua kerja keras dan dinamika yang ada sepanjang proses syuting dilaksanakan. Tinggal menunggu penayangan serentak di bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 15 Juli 2015 nanti. Semoga bisa mendapatkan sambutan yang tidak kalah meriah seperti Film COMIC 8 sebelumnya. Amieennn.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYnmrv7_MZDdUOVsUUur_4K-ue0ScpccGJ4M8kYraiqN3mD8VyflOK46s8aIW7RwBQdMNkz66I5uQ5GgvncaQ7C5QIqHRHPP4vJCBlb8J7hc8B1dwB_QCFbQe6bwsIc-7pK5hirNVH-pES/s1600/comic+8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYnmrv7_MZDdUOVsUUur_4K-ue0ScpccGJ4M8kYraiqN3mD8VyflOK46s8aIW7RwBQdMNkz66I5uQ5GgvncaQ7C5QIqHRHPP4vJCBlb8J7hc8B1dwB_QCFbQe6bwsIc-7pK5hirNVH-pES/s400/comic+8.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gala Premiere <b>Comic 8 : Casino Kings Part 1</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Sebagai salah seorang pemeran dalam film ini, secara keseluruhan merasakan sangat puas dengan hasil akhir Film Comic 8 : Casino Kings Part 1. Perpaduan action dan komedinya menyatu sebagai satu kesatuan. Sedikit berbeda dengan film sebelumnya, sentuhan-sentuhan komedinya semakin bertambah kaya dengan bergabungnya komika-komika lainnya dalam sekuel ini. Sementara adegan action berkali-kali lipat peningkatannya dengan masuknya aktor dan aktris yang memiliki background bela diri. Ditambah lagi dengan kehadiran para legenda-legenda perfilman Indonesia.<br />
<br />
Semua komposisi pemain diatas, semakin mewah dengan dukungan teknis yang ada. Pengambilan gambar yang mutakhir, set lokasi yang luar biasa, dan visual effect yang mumpuni. Hasil editingnya pun sangat baik menurut saya. Kehadiran sosok buaya CGI diawal film terlihat sangat realistis. Ini sebenarnya bagian yang paling saya tunggu, karena selama ini sangat jarang melihat teknologi CGI yang memuaskan. Alur film yang rumit juga tetap dipertahankan. Ini yang menjadi salah satu kekuatan film ini, dan menjadi pembeda dengan film-film yang pernah ada di Indonesia.<br />
<br />
Hasil final film COMIC 8 : CASINO KINGS PART 1 sudah diluncurkan malam ini. Kami yang terlibat dalam proses produksinya telah melakukan bagian kami dan telah berusaha mewujudkan yang terbaik dari yang kami bisa. Sekarang tinggal menunggu jawaban dari para penonton film tanah air. Kekurangan dan kelebihan film ini semuanya kembali pada selera dan penilaian penonton. Bagaimana pun juga, memajukan dunia perfilman tanah air tidak hanya menjadi tanggung jawab para pelaku perfilman tanah air. Penonton juga memegang kunci yang penting bagi kemajuan ini. Mari datang ke bioskop untuk menonton salah satu film tanah air yang dibuat dengan keseriusan yang tinggi. Mungkin kami bukan yang terbaik saat ini, tapi kami berusaha memberikan yang terbaik dari yang kami bisa. Saya setelah menyaksikan untuk pertama kalinya keseluruhan film ini, merasa sangat bangga dan percaya diri sudah mendapatkan kesempatan bekerja dalam pembuatan film ini.<br />
<br />
Akhir kata, selamat menyaksikan. Semoga nilai rupiah yang kawan-kawan bayarkan untuk menonton film ini di bioskop, terbayarkan dengan tayangan Film COMIC 8 : CASINO KINGS PART 1.<br />
<br />
NB :<br />
SIAP-SIAP KENTANG YAAHHH,.. (^__^)<br />
<br />
NB dari NB diatas :<br />
Siap-siap Kentang itu maksudnya siap-siap "Kena Tanggung"<br />
<br />
NB dari NB dari NB diatas :<br />
Tapi kalo mau siap-siap kentang untuk camilan juga oke, French Fries gitu.<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: orange; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-large;"> COMIC 8 : CASINO KINGS </span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">- PART 1 -</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Di Bioskop 15 Juli 2015</span></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXU9CKOICxa8kSP9PZxxEsPYeWHwUPOnF0kS7z3sFr8VeZmLiZZNl6tDzfH4_mDdBJtdGl8rIRZv8lyP_GzHQAN3Pax6C88Kj4eqVDPAIOp-olNAsNfUGgNkL4UXNY3LS0yxhIcWcDx5zn/s1600/comic+8+CASINO+KINGS+POSTER.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXU9CKOICxa8kSP9PZxxEsPYeWHwUPOnF0kS7z3sFr8VeZmLiZZNl6tDzfH4_mDdBJtdGl8rIRZv8lyP_GzHQAN3Pax6C88Kj4eqVDPAIOp-olNAsNfUGgNkL4UXNY3LS0yxhIcWcDx5zn/s1600/comic+8+CASINO+KINGS+POSTER.jpg" /></a></div>
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-64589523484359560252015-07-08T01:53:00.001+07:002015-07-08T02:15:16.194+07:00MENDING KE LAUT SAJAMungkin kita pernah mendengar istilah, "Mending Ke Laut Saja..!!!", istilah ini terkadang dipakai untuk mendiskreditkan orang lain atau sesuatu, sering dipakai untuk menunjukkan keengganan kita, menunjukkan hal yang tidak kita sukai. Menggunakan istilah, "mending ke laut saja", itu menggambarkan keinginan kita untuk membuang jauh hal yang tidak kita sukai.<br />
<br />
Lalu terbersit tanya dalam benak saya. Salah apa Laut sehingga harus menampung semua hal yang tidak kamu sukai?<br />
<br />
Bagi saya, orang yang masih memakai istilah ini mungkin tidak menyadari kebesaran Laut. Betapa laut telah memberikan begitu banyak manfaat sejak pertama kali organisme berkembang di atas bumi ini. Bahwa makhluk yang disebut "Heterotrof Anaerob", merupakan jenis mikro-organisme yang pertama hadir, bahkan sebelum kadar oksigen bisa menopang kehidupan. Dan organisme pertama ini lahir dari Laut. Anggaplah ini terlalu jauh kebelakang, tetapi bukankah sejak lama Laut menjadi sumber penghidupan banyak orang. Laut memberikan kita hasil laut, garam, ikan, dan sebagainya. Laut menjadi penghubung antar wilayah jauh sebelum manusia menemukan pesawat terbang. Laut menghadirkan pemandangan yang indah termasuk betapa banyaknya misteri yang belum terpecahkan yang tersembunyi dibalik kedalamannya.<br />
<br />
Tetapi manusia lalu membuang semua hal yang mereka tidak sukai ke Laut. Kenapa?<br />
<br />
Benci pada anak alay, "Anak alay, mending ke laut saja".<br />
Benci pada mantan yang selingkuh, "Pengkhianat, mending ke laut saja".<br />
Benci pada politikus, "mending ke laut saja".<br />
<br />
Laut memberikan penghidupan, tetapi dengan mudahnya kita mau melemparkan semua hal yang tidak kita sukai ke laut. Mereka yang secara istilah dengan mudahnya berucap "mending ke laut saja", ini mungkin juga akan dengan tega dan mudahnya membuang sampah mereka ke laut. Karena dalam benak mereka, laut merupakan wadah bagi semua hal yang tidak mereka sukai.<br />
<br />
Jangan begitulah, laut bukan tempat untuk menampung semua kotoran kita. Mungkin berikutnya, kalau ada hal buruk terlintas dipikiran kita, pakai saja istilah "mending ke Neraka saja", karena Neraka memang tempat untuk semua hal buruk tersebut.<br />
<b><br /></b>
<b>Buat yang masih suka menggunakan istilah "mending ke laut saja..!!!" </b><br />
<b>kalian semua MENDING KE LAUT SAJA..!!! </b><br />
<b><br /></b>
Lalu renungi dan pahami kebesaran Tuhan, melalui ciptaannya yang indah dan penuh misteri, yang kita sebut Laut...<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-orfpnW0FKH4sFKEisIlWbdCO1wWb7VO-J3aVAuo4h6PAId2cTnVLjeIy5oFFYYaylA9udFbwuqXsnHdTPeWe9ut5PADAr8j0c8b8ofIMqdNvKC86_OOzBbLwaj53vRVFglpeqrusXo-r/s1600/DSCN7419.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-orfpnW0FKH4sFKEisIlWbdCO1wWb7VO-J3aVAuo4h6PAId2cTnVLjeIy5oFFYYaylA9udFbwuqXsnHdTPeWe9ut5PADAr8j0c8b8ofIMqdNvKC86_OOzBbLwaj53vRVFglpeqrusXo-r/s320/DSCN7419.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Yang mencintai alam, mending ke Laut saja..!!! :)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-54867091990723542162015-06-23T01:28:00.001+07:002015-06-23T01:28:27.754+07:00PINDAHKAN IBUKOTA KE PAPUASejak berganti era, dari Orde Baru menuju Reformasi, isu desentralisasi telah bergulir sedemikian rupa. Kesadaran masyarakat di daerah mengenai pentingnya penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan Otonomi Daerah menjadi tumbuh sedemikian rupa. Meskipun demikian, selama ini yang terlihat kebanyakan adalah lahirnya raja-raja baru di daerah dan perebutan tampuk kekuasaan politik yang terjadi secara menyeluruh dari Sabang sampai Merauke. Pembangunan di daerah sendiri kebanyakan dinomor duakan. Desentralisasi jadi sekedar basa basi. (Biasanya orang tepuk tangan kalo pas bagian seperti ini)<br />
<br />
Dalam peringatan Ulang Tahun Kota Jakarta, saya berkesempatan hadir diacara Sebelas Duabelas yang dipandu oleh Pandji Pragiwaksono dan kami membahas sedikit mengenai proses desentralisasi ini. Bagi saya sistem desentralisasi itu harus menjadi antitesis sistem sentralisasi. Maka yang harus kita lakukan adalah menyentuh sumber penyakit langsung, Ibukota.<br /><br /><b>Ibukota harus dipindahkan dulu, baru proses desentralisasi bisa berjalan.</b><br />
<br />
Selama ini kita sulit keluar dari sistem sentralisasi ini, karena semua sumber daya kita terpusat di Jakarta. Baik itu sumber daya alam, maupun sumber daya manusianya. Orang-orang terbaik kita banyak yang mengadu nasib ke Jakarta, meninggalkan daerah dengan segala permasalahannya. Lalu, kenapa tidak paksa saja orang-orang ini untuk bertahan di daerah. Kalau mereka punya itikad baik, mereka pasti akan bertahan dan membangun daerahnya masing-masing. Bagi saya ini tidak sesederhana itu, karena segala fasilitas yang mendukung juga adanya di Jakarta, menumpuk disini bersama semua kendaraan-kendaraan yang tiap hari kerja bermacet-macet ria disetiap sisi jalan Jakarta. Orang-orang yang punya kualitas ini, mau tidak mau harus berpacu di Ibukota untuk memaksimalkan potensinya.<br />
<br />
<br />
Lantas apakah memindahkan Ibukota akan serta merta memuluskan proses Desentralisasi?<br />
<br />
Semuanya butuh proses tentu saja. Tetapi pemindahan Ibukota ini akan menjadi langkah awal yang baik bagi proses desentralisasi. Menurut saya, dengan pemindahan Ibukota, tarikan pembangunannya juga akan berpindah. Fungsi yang diemban oleh Ibukota pasti akan menyeret fungsi-fungsi pendukungnya. Misalkan Ibukota kita pindahkan ke Jayapura, maka tarikan pembangunan akan datang dari Kawasan Timur Indonesia, arus barang dan jasa dari dan ke kawasan Indonesia Timur akan meningkat signifikan, kemudian kawasan Indonesia bagian tengah yang dilalui tentu saja akan kebagian imbasnya. Perlahan pembangunan akan merata dengan sendirinya. Masalah kesiapan, itu tentu saja bisa menyesuaikan. Yang penting keinginan dulu. Tol Laut yang dicanangkan Presiden Jokowi bisa menjadi urat nadi yang mengrahkan kita pada proses ini. Ya dengan catatan Tol Laut ini tidak sekedar menjadi wacana selama Pilpres. (Pak Jokowi, tolong diwujudkan itu Tol Laut, saya dulu pilih bapak karena ide ini loh)<br />
<br />
Memindahkan Ibukota mungkin terdengar ekstrim. Tetapi menurut saya kita memang membutuhkan terobosan yang ekstrim untuk keluar dari kondisi stagnant seperti saat ini. Kita kasih pindah itu Ibukota ke Timur, lalu kita wujudkan Indonesia yang makmur, adil dan MERATA..!!! Asik ee,..<br /><br />Menurut saya, logikanya kurang lebih seperti ini,<br /><br />
<div style="text-align: center;">
<b>Untuk memindahkan sekawanan Lebah, pindahkan saja Ratu Lebahnya. Semua lebah pekerja akan mengikuti dan membangun sarang baru dan penuh madu.</b></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Untuk memindahkan sumber daya manusia, pindahkan saja Ibukota Negaranya. Semua tenaga kerja terbaik dan fasilitas yang mendukung proses tersebut akan mengikuti lalu membangun pusat pertumbuhan baru dan menyebarkan kemajuan bagi kawasan disekitarnya.</b></div>
<br />
Maka bagi saya, pemindahan Ibukota itu adalah wacana yang masuk akal untuk menjembatani pemerataan pembangunan. Seperti yang saya ungkapkan diatas Ibukota itu adalah sumber utama penyakit sentralisasi yang menggerogoti pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dinegara ini. Untuk menyembuhkannya, harus disentuh langsung disumberpenyakitnya yaitu Ibukota.<br />
Nah, itu saja dulu omong kosong yang bisa saya bagikan sekarang. Semoga bisa menambah tumpukan hal tidak penting didalam benak kita semua.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqNuOjtiHUssDbMyFbPTfE6W4H5SFuDpettxKbEiVINy4pqvA3aPYBbCYs-rs1-zBwn_cho3GFaSmiSewns9DfxTPa5-uaW2UbOJsc-dfGjuAOqCM4cBq0YGrlL7RAF0495bM7V_0PVT1y/s1600/Jayapura.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqNuOjtiHUssDbMyFbPTfE6W4H5SFuDpettxKbEiVINy4pqvA3aPYBbCYs-rs1-zBwn_cho3GFaSmiSewns9DfxTPa5-uaW2UbOJsc-dfGjuAOqCM4cBq0YGrlL7RAF0495bM7V_0PVT1y/s320/Jayapura.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Semoga jadi Ibukota Negara dimasa depan, Amien...</b></td></tr>
</tbody></table>
<br /><br /><br />
<br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-40404598804958451132015-06-05T18:23:00.002+07:002015-07-08T02:29:25.656+07:00KOMEDIAN SEBAIKNYA SENSITIFKemarin sempat memanas, kejadian Komika yang menuai protes dari seorang penyanyi karena dianggap mengeluarkan jokes yang merendahkan personilnya. Bagi saya ini adalah resiko yang bisa menimpa siapa saja yang memutuskan hadir di panggung komedi. Apakah sang penyanyi salah dan terlalu sensitif? Bagi saya tidak sama sekali. Adalah hak dia untuk merasa terganggu dengan apa yang terjadi di atas panggung. Apakah komediannya melakukan kesalahan? Bisa iya, bisa juga tidak. Karena roasting, adalah salah satu teknik yang dipelajari dalam komedi. Namun yang pasti, ketika sebuah konten komedi yang isinya bertujuan untuk menghibur, ternyata berbalik menjadi masalah untuk komediannya, menurut saya itu adalah bagian dari resiko yang harus diterima oleh komediannya. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan orang lain terlalu sensitif ketika kita melakukan roasting terhadap mereka dan mereka sakit hati. Bisa saja itu memang kekeliruan komika dalam menempatkan posisi.<br />
<br />
Saya mau coba sotoy, mengulas sedikit saja, karena ini berkaitan dengan teknik dalam melakukan Stand Up Comedy. Berdasarkan pemahaman yang saya pahami dari mempelajari komedi melalui Reggy Hasibuan, Ernest Prakasa, Pandji, Raditya Dika, Adriano, Ge Pamungkas, dan banyak komika yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu, ada beberapa hal yang penting untuk diingat ketika melibatkan orang lain dalam jokes yang kita sampaikan.<br />
<br />
Dalam Stand Up Comedy, ada beberapa teknik yang digunakan saat kita melibatkan orang lain sebagai bagian dari materi kita. Diantaranya Riffing, Roasting, dan Ripping. Dalam pemahaman saya, Riffing, Roasting, dan Ripping ini berbeda tingkat intensitasnya ketika kita tujukan pada orang lain. Sehingga tidak setiap saat bisa digunakan.<br />
<br />
Riffing, cenderung lebih aman dan halus. Kita melibatkan penonton atau lingkungan sekitar sebagai materi. Sedapat mungkin tidak begitu menyinggung perasaan mereka atau yang berkenaan dengan obyek yang kita riffing (meskipun untuk kebutuhan komedi memang unsur menjatuhkannya tidak dapat kita hindari). Riffing, benar-benar ditujukan untuk kepentingan hiburan semata. Resikonya cenderung kecil dibandingkan roasting dan ripping. Meskipun demikian, penting bagi komika untuk memahami resiko yang mungkin hadir ketika melontarkan jokes menggunakan riffing ini. Persetujuan obyek yang dijadikan materi riffing tidak begitu dibutuhkan, dengan pertimbangan bahwa komikanya harus cukup sensitif untuk menimbang materi yang dia lontarkan tidak akan menimbulkan masalah yang berarti. Just for fun.<br />
<br />
Roasting, intensitasnya lebih tinggi dibandingkan riffing. Materi yang disampaikan memang menjadikan kelemahan obyek roasting sebagai bahan bakunya. Semakin menjatuhkan biasanya semakin lucu. Bisa juga memunculkan fakta-fakta tentang obyek tersebut lalu dibenturkan dengan kondisi yang kontradiktif sehingga bisa menimbulkan jokes. Bagi saya, ketika melakukan roasting ini, kita harus mempertimbangkan dua hal. Yang pertama, persetujuan dari obyek yang akan kita roasting. Ini penting, sebab ketika komika dan obyek roasting sudah sepaham, maka obyek roasting ini sudah tahu resiko apa yang akan dia hadapi sehingga kemungkinan muncul protes dari obyek roasting dapat diminimalisir. Yang kedua, sensitifitas komika dalam mengukur materi roasting yang dia lontarkan akan diterima sebagai sesuatu yang lucu bagi penonton, bukan sekedar cercaan. Jika cara menjatuhkan yang dilakukan komika terhadap obyek roastingnya berlebihan, kemungkinan penonton malah akan merasa kasihan pada obyek roasting yang akhirnya menyebabkan mereka tidak menertawakan jokes yang dilontarkan.<br />
<br />
Ripping, adalah bentuk yang paling kasar dari komedi yang berhubungan dengan interaksi dengan orang lain. Unsur komedi menjadi pertimbangan terakhir, yang diutamakan adalah menjatuhkan sasaran ripping ini. Sangat jarang komika sampai harus melakukan ripping ini. Biasanya ini dilakukan jika ada orang yang menganggu jalannya pertunjukan dan kehadirannya membuat tidak nyaman bagi semua penonton yang ada. Biasanya menjatuhkan orang yang mengganggu ini, justru akan menghadirkan tawa dari penonton lainnya. Yang harus dipastikan adalah, penonton lain merasa terganggu dengan kehadiran dia sehingga perlu bagi komika melakukan ripping. Lagi-lagi komika dituntut untuk lebih sensitif menanggapi situasi yang terjadi. Tawa penonton yang hadir ketika kita melakukan ripping, menunjukkan persetujuan penonton terhadap apa yang kita lakukan.<br />
<br />
Semua ini kembali lagi kepada sensitifitas komika itu sendiri. Meskipun demikian, sebagai komika kita mungkin suatu saat akan mengalami keseleo lidah yang menyebabkan orang lain tersinggung atas materi komedi yang kita tawarkan. Karena itu, komika sebaiknya cermat menempatkan posisi. Ketersinggungan orang lain, mungkin salah satu resiko pekerjaan yang wajib kita waspadai, selain tentu saja materi yang kurang lucu.<br />
<br />
Itu saja seh yang bisa saya tuliskan dalam kesempatan ini<br />
Semoga tidak ada gunanya sama sekali buat kalian yang membaca.<br />
Semoga membaca tulisan ini, hanya menghabiskan waktu kalian.<br />
Karena saya juga sudah membuang-buang waktu untuk menulis ini semua.<br />
<br />
VIVA LA KOMTUNG..!!! LETS MAKE LAUGH..!!! SALAM SATU TAWA..!!!<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-31540244308895628462015-05-21T06:03:00.001+07:002015-07-08T02:29:52.389+07:00STAND UP COMEDY HARUS MEMASYARAKATBeberapa waktu lalu saya ngobrol dengan beberapa kawan yang sudah lebih dulu berkecimpung dalam dunia entertainment dan menanyakan perihal Stand Up Comedy. Mereka sebenarnya punya ketertarikan untuk mencoba melakukan Stand Up Comedy, tetapi kuatir karena mendengarkan label "Smart Comedy", yang disematkan pada Stand Up Comedy. Mereka beranggapan bahwa mereka harus mendalami tekniknya dulu baru bisa melakukan Stand Up Comedy. Menurut saya tidak mesti demikian. Dan saya rasa ada yang sedikit keliru mengenai image Stand Up Comedy diluar sana. Sebagai suatu aliran seni, saya melihat Stand Up Comedy semakin ekslusif bukannya malah memasyarakat.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Jadi kalau menurut saya sih, siapapun boleh, bisa, dan berhak melakukan Stand Up Comedy. Tidak harus memiliki label komedian atau anggota komunitas Stand Up Comedy. Perkara lucu atau tidak lucu, itu belakangan. Jika ada suatu hal yang ingin diceritakan dan ingin dikemas menyenangkan untuk didengarkan, maka Stand Up Comedy adalah kemasan yang sesuai. Bagi saya, hal yang utama dalam melakukan Stand Up Comedy, adalah naik keatas panggung lalu menceritakan sesuatu. Itu dulu. Lucu, ya sebaiknya memang lucu. Sesuai dengan teknik dasar Stand Up Comedy? ya gak harus juga.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Karena bagi saya Stand Up Comedy itu sepenuhnya adalah Seni.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Seni, sama halnya seperti tarik suara. Hampir semua dari kita, pernah menyanyikan lagu di muka umum. Minimal pada saat Taman Kanak-kanak atau pelajaran kesenian. Yang kita lakukan adalah maju kedepan, dan mendendangkan sebuah lagu. Merdu? Belum tentu. Tetapi kita tetap bernyanyi. Dalam seni tarik suara, juga ada banyak teknik yang harus dikuasai. Tapi apa kita harus menguasai segala teknik itu sebelum bernyanyi. Ya gak juga. Kecuali, kita mau menjadi penyanyi profesional.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Stand Up Comedy pun demikian halnya. Dalam Stand Up Comedy juga banyak teknik yang harus dipelajari. Baik penulisan Materi maupun Delivery. Tapi apa kita harus menguasai teknik itu sebelum melakukan Stand Up Comedy? Ya gak juga. Kecuali, kalau kita tertarik menjadi komedian profesional.<br />
<br />
Ketika saya pertama kali melakukan Stand Up Comedy, saya tidak mengetahui apapun mengenai teknik Stand Up Comedy, baik penulisan materi maupun delivery. Tetapi saya coba saja. Naik keatas panggung dan menceritakan hal-hal yang pikirkan. Lucu? Ya Alhamdulilah berhasil. Cukup menghibur pada saat itu. Ya mungkin karena pada dasarnya saya Genius #OkeLupakan. Maksud saya, Stand Up Comedy itu pada dasarnya adalah seni pertunjukkan. Seperti halnya bernyanyi, menari, melukis, puisi, atau drama. Siapa pun yang tertarik untuk melakukannya ya silahkan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tidak harus menjadi penyanyi untuk bernyanyi</div>
<div>
Tidak harus menjadi komedian untuk melakukan Stand Up Comedy</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya percaya, setiap kita punya pemikiran atau pengalaman yang ingin diceritakan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Stand Up Comedy adalah salah satu pilihan ruang untuk mengekspresikan itu. Mungkin akan lebih mudah jika kita tahu dimana letak kelucuannya. Sehingga ketika bercerita diatas panggung, kita tahu apa yang akan kita sampaikan. Mungkin menuliskannya terlebih dahulu akan lebih memudahkan kita. Tetapi yang terutama adalah kita harus melihat panggung itu sebagai tempat untuk berbagi kisah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jadi siapapun anda di luar sana, pejabat, artis, dosen, pelajar yang lagi jerawatan, mahasiswa semester akhir, ibu rumah tangga, pacar yang baik, jomblo yang merana, pengangguran yang tabah, siapapun anda, jika mempunyai sesuatu yang ingin anda ceritakan, jangan ragu untuk mencoba panggung Stand Up Comedy. Lucu dan teknik belakangan. Berbagi cerita itu menyenangkan dan melegakan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika anda penasaran ingin melakukan Stand Up Comedy, datangi saja Cafe atau Komunitas Stand Up Comedy yang menyelenggarakan Open Mic yang terdekat di Kota anda. Open Mic pada hakikatnya adalah event yang terbuka untuk siapa saja yang ingin mecoba melakukan Stand Up Comedy, siapapun yang bersedia.<br />
<br />
Mari berbagi cerita dan mari bersenang-senang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Viva La Komtung</div>
<div>
<br /></div>
<div>
NB :<br />
Tapi kalau garing sebenarnya memang sedikit memalukan seh, tapi gak apa-apa, kadang disitulah letak kelucuannya. Seperti halnya kalau nyanyi terus fals, ya disitulah letak kelucuannya. :D</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTn-kJfXiRLgix7evWHbTSD9U9DgePNYLyY4Quk3dWM8ydw7aOnZTVUom9prCj322X1A3draA-rPRKahp0buuHzvEE1ZkDPK0UbrZr_mzmEXQWnbaCRYStFjbdr9ZToRyrn4gKkUwn3MSL/s1600/Arie.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTn-kJfXiRLgix7evWHbTSD9U9DgePNYLyY4Quk3dWM8ydw7aOnZTVUom9prCj322X1A3draA-rPRKahp0buuHzvEE1ZkDPK0UbrZr_mzmEXQWnbaCRYStFjbdr9ZToRyrn4gKkUwn3MSL/s320/Arie.jpg" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-55613960829274133002015-05-01T22:11:00.000+07:002015-05-01T22:11:13.545+07:00PERKARA KEKASIHBiar saja waktu yang menentukan<br />Bukankah kita hanya manusia yang menjalani takdir<br />Takdir yang menyapa melalui perjalanan waktu<br />
Jika dia telah menghampirimu, apalah dayamu menghindari<br /><br />
Tetapi mengenai seorang kekasih bolehlah kita berandai-andai<br />Mungkin saja akan dihitung sebagai doa oleh sang Maha Pengasih<br />Karena kita manusia pasti mengharap bertemu kekasih yang sejati<br />Yang membawakan kebahagiaan hingga maut menghampiri<br /><br />
Mengenai sosok kekasih, saya rasa tidaklah sesederhana mencari sosok yang menerima kita apa adanya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Tapi bagi saya yang terutama adalah sosok yang memiliki pemikiran. Saya pribadi melihat perempuan sebagai pasangan hidup, itu sebagai pelengkap, bukan sekedar perhiasan.<br /><br />Saya berharap bisa bertemu sosok perempuan yang bisa menikahi pikiran dan gagasan saya tentang dunia. Karena itu yang terpenting bagi saya. Menyatukan dua pemikiran ini luas dan butuh kesabaran. Bukan berarti menyamakan, tetapi lebih pada menyepakati hal-hal yang dirasakan prinsipil. Pemikiran tentang agama, keluarga, pendidikan, bangsa, ekonomi, pekerjaan, dan banyak hal lainnya. Kita harus bisa menyelami isi kepala masing-masing.<br />
<br />
Saya berharap bertemu kekasih yang kuat jiwanya. Yang menanyakan, apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu hari ini bahagia? Apa kamu merasa masih menjadi orang baik? Apa yang kamu kuatirkan? Apa yang bisa kulakukan?<br />Pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan kalau dia ada untuk kita dan peduli dengan kita.<br />
<br />
Pasti membosankan mendapatkan pertanyaan, sudah makan belum? Kamu dimana? Sama siapa? Kamu sedang apa? Pertanyaan-pertanyaan yang menurut saya lebih menunjukkan kelemahan daripada perhatian.<br />Sudah makan belum? (nanti kalau kamu mati saya sama siapa)<br />Kamu dimana? (bukan ditempat selingkuhan atau tempat prostitusi kan?)<br />
Sama siapa? (bukan sama perempuan yang kamu rasa lebih baik dari aku kan?)<br />
Sedang apa? (Gak lagi sedang bercinta dengan wanita lain kan?)<br />
<br />
Sampai sekarang beberapa kali menemukan sosok seperti itu. Jadi sosok perempuan seperti ini bukan yang ada dalam dongeng atau fiksi semata. Dan mungkin ada yang berpikir, saya sehebat apa sampai mematok standart untuk pasangan hidup. Terserah, saya berharap hanya akan menikah sekali seumur hidup saya, makanya saya harus mencari yang bisa menerima cara berpikir saya. Karena selama ini saya merasa, saya bisa memaklumi banyak hal, kecuali apa yang hadir dari dalam pikiran seseorang.<br />
<br />
Bagi saya, pasangan hidup itu untuk saya sendiri. Suatu saat, ketika orang tua pergi, ketika anak-anak sudah memiliki kehidupannya sendiri, maka kekasihlah yang akan ada disamping kita menemani hari-hari tua. Maka sudah selayaknya mencari sosok yang bisa menyenangkan ketika diajak berbicara hingga berpuluh-puluh tahun berikutnya.<br /><br />Jadi kapan mau menentukan pasangan dan menikah?<br />
Kalau Tuhan sudah menjawab doa saya, dan memerintahkan waktu untuk mempertemukan kami.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9MvCqQyRLshaYQ8RkTxz7XW8w_RRRXugxAPt5P2m-TJQ4tz8lfjsRBvIPidSH9N6iGKiewEd5PfqshZkMoLpGaF2ovDLakRpKH5jFhfEgs9udx0f-V4x9DPQlk43rvC2mcsLwtx2hcm1L/s1600/Romantis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9MvCqQyRLshaYQ8RkTxz7XW8w_RRRXugxAPt5P2m-TJQ4tz8lfjsRBvIPidSH9N6iGKiewEd5PfqshZkMoLpGaF2ovDLakRpKH5jFhfEgs9udx0f-V4x9DPQlk43rvC2mcsLwtx2hcm1L/s1600/Romantis.jpg" height="400" width="275" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="text-align: start;">Neh saya kasih gambar seorang cowok di tepi pantai</span><br style="text-align: start;" /><span style="text-align: start;">Biar romantisnya maksimal, whuhuhuuyyy,..</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<br /><br /><br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-4557637534109018032015-04-30T06:52:00.000+07:002015-04-30T07:10:06.614+07:00SARAPAN PAGIPagi ini, tiba-tiba saya merindukan sarapan pagiku yang dulu<br />
Yang disuguhkan ibu sebelum berangkat sekolah<br />
Tidak begitu bergizi sebenarnya, sekedar biar tidak kelaparan<br />
Cukup untuk menjaga agar tidak pingsan saat upacara hari senin<br />
<br />
Teh panas manis selalu hadir diatas meja<br />
<div>
Kata ibu teh panas manis baik untuk menghalau dingin pagi hari</div>
<div>
Teh panas manis juga bisa mencegah sakit kepala katanya</div>
<div>
Biar konsentrasi belajar, harus minum teh manis panas</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kalau lagi tanggal muda biasanya ada Pisang Goreng</div>
<div>
Atau bubur panas ditambah kecap manis dan ikan goreng</div>
<div>
Kadang buburnya dicampur juga dengan kacang hijau</div>
<div>
Sarapan di tanggal muda begitu menyenangkan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pertengahan hingga akhir bulan sarapan berbeda</div>
<div>
Kadang hanya teh manis dan bubur putih</div>
<div>
Tidak ada cukup uang untuk dipakai membeli kecap</div>
<div>
Apalagi membeli kacang hijau, lupakan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi ibu juga tidak kekurangan akal</div>
<div>
Nasi sisa semalam disulap menjadi sarapan</div>
<div>
Nasi dingin itu digoreng dengan banyak garam</div>
<div>
Sarapan ditanggal tua rasanya asin, tapi lumayanlah</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sekarang saya jarang sarapan, sejak jauh dari rumah</div>
<div>
Kadang malas keluar, kadang karena kesiangan</div>
<div>
Seringkali rindu sarapan bersama keluarga di rumah</div>
<div>
Rindu teh panas manis yang dibuatkan langsung oleh ibu</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-13475612519996329732015-04-16T22:48:00.000+07:002015-04-16T22:48:01.997+07:00Anak Manja, Jauhi Alam Bebas<div>
Hey anak manja, bisakah kalian jauhi alam bebas?</div>
<div>
Sebelum kalian pahami aturan main ketika ke alam bebas</div>
<div>
Karena sepertinya kehadiran kalian justru merusak keharmonisan</div>
<div>
Tolonglah jauhi, mungkin alam bebas bukan tempat kalian.</div>
<div>
<br /></div>
Hey anak manja, yang petantang petenteng pakai duit orang tua<br />Bisakah kalian menghabiskan waktu di Mall saja<br />Yang sejuk karena AC dan ada Cleaning Servicenya<div>
Sesuka hati kalianlah di Mall, mau buang sampah dimana saja terserah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hey anak manja, yang meninggalkan sampahnya di alam bebas</div>
<div>
Papi Mami kamu pasti tidak pernah mengingatkan</div>
<div>
Bahwa di alam bebas tidak ada Cleaning Service-nya</div>
<div>
Tapi harusnya otakmu bisa memikirkan itu, kalau saja kamu tidak manja.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hey anak manja, apa yang kamu cari di alam bebas?</div>
<div>
Photo dengan background alam yang bisa kamu pamerkan di akun instagram</div>
<div>
Bahan buat tulisan di Blog untuk menyombongkan kebiasaanmu berpetualang</div>
<div>
Tapi selebihnya apa? Sampahmu kamu tinggalkan disana. Bangsat kalian..!!!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hey anak manja, menjauhlah dari alam bebas</div>
<div>
Selama kamu dan kemanjaanmu belum tahu aturan main</div>
<div>
Camkan dalam otakmu yang selalu dipuja puji Mami Papimu itu<br />Alam bebas bukanlah tempat untuk memuaskan nafsumu akan eksistensi</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ingatlah sekali lagi,</div>
<div>
Hey anak manja, yang petantang petenteng pakai duit orang tua</div>
<div>
Alam bebas bukanlah tempat untuk memuaskan nafsumu akan eksistensi</div>
<div>
Jadi Anak Manja, Mulai Sekarang Menjauhlah dari Alam Bebas..!!!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
- Untuk Anak Manja yang menodai Pulau Sempu, Bangsat kalian..!!! -</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg711zXBe_Qw0FBnfCO_uK-N-kzf2S1IinyV37ivR8yYRxI4TjhIM0W0rR-UEKseI-0sBIO8ppKngzLDpOhQj9qcJ-wOKdSJdwj028IWSvb8NHLRc7SPIM0FyQ71Mnh-Bn4BrHX9sZ9E3u1/s1600/sempu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg711zXBe_Qw0FBnfCO_uK-N-kzf2S1IinyV37ivR8yYRxI4TjhIM0W0rR-UEKseI-0sBIO8ppKngzLDpOhQj9qcJ-wOKdSJdwj028IWSvb8NHLRc7SPIM0FyQ71Mnh-Bn4BrHX9sZ9E3u1/s1600/sempu.jpg" height="320" width="244" /></a></div>
<div>
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-28011404476485364242015-03-31T23:58:00.000+07:002015-03-31T23:58:20.806+07:00Maret Mengingatkanku<div style="text-align: justify;">
Maret segera berlalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bulan yang berkesan. </div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingatkanku kembali pada sesuatu yang sempat pergi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama kali menekuni dunia Stand Up Comedy, saya memang sudah berniat untuk menyuarakan aspirasi, gagasan, keresahan dan pandangan saya mengenai Indonesia Timur. Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan di Kawasan Indonesia Timur, saya merasa ada banyak hal yang harus dibagikan, bukan sekedar ketertinggalannya, melainkan optimisme yang terus bersemai disana.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, kesibukan di Ibukota sungguh menjauhkan saya dari apa yang saya cintai. Sebelumnya, setiap tahun ada saja wilayah Indonesia Timur yang saya jejaki, Atambua, Sumba, hingga Papua, dan saya sangat mencintai setiap petualangannya. Namun sekarang saya harus terus memenuhi tuntutan aktivitas di Ibukota yang sangat menyita energi. Dan jauh dilubuk hati, saya merasakan kerinduan yang terdalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maret mengingatkanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingatkanku kembali pada sesuatu yang sempat pergi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggal 18 dan 19 Maret 2015, adalah tanggal yang akan ku ukir dengan penuh kebanggaan dalam sejarah perjalanan hidup ini. Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan tampil dalam pagelaran teater Indonesia Kita, dalam lakon TABIB DARI TIMUR. Pertunjukan yang diprakarsai oleh Butet Kertaredjasa, Agus Noor, dan Djaduk ini mengangkat isu seputar Indonesia Timur. Saya sangat berterima kasih untuk kesempatan besar ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzQUA6szjKF00LjShU-PQUZceHF5YDgJ8qUcyGZq4VTYXr-nGPCtC0_FO5Xt-6FIKvNh-6JKIyQrEOFB8_rBo_XuQ4SS-x-Z6zq0g-CN7qlEooJb65Ibw_ks9fF4_ANAjdCIbMuW4wLxFO/s1600/TDT6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzQUA6szjKF00LjShU-PQUZceHF5YDgJ8qUcyGZq4VTYXr-nGPCtC0_FO5Xt-6FIKvNh-6JKIyQrEOFB8_rBo_XuQ4SS-x-Z6zq0g-CN7qlEooJb65Ibw_ks9fF4_ANAjdCIbMuW4wLxFO/s1600/TDT6.jpg" height="233" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tabib Dari Timur</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semakin bertambah istimewa karena saya berbagi panggung dengan saudara-saudara saya dari Animal Pop Family besutan Jecko Siompo. Saya sudah berkenalan lama dengan mereka. Pace Jecko, Chun Lao Funky Papua adalah nama yang sudah tidak asing dalam jagad tari. Selain itu Phytos dan Pian yang sudah lebih lama saya kenal, jauh sebelum saya ke Ibukota. Sangat menyenangkan bisa sepanggung dengan mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_I65WWuUA-5MyjdHy4oYHFLtM-PBzQpP84jd1PWfGsIckdrfw1kZTEv5V-ukpAH1rv5Q0kf6YhieNDAviz5JCKp0oEmjvKeJhKNvgtDq3Cv98ZWkEy2SMUsrIwQZlHi2364OVDYJT5xqp/s1600/TDT5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_I65WWuUA-5MyjdHy4oYHFLtM-PBzQpP84jd1PWfGsIckdrfw1kZTEv5V-ukpAH1rv5Q0kf6YhieNDAviz5JCKp0oEmjvKeJhKNvgtDq3Cv98ZWkEy2SMUsrIwQZlHi2364OVDYJT5xqp/s1600/TDT5.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Animal Pop Family</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ditambah lagi saya berkesempatan berduet menyanyikan lagu ciptaan Pace Jecko, dengan Audrey Papilaya. Menyanyi berduet dengan seorang Audrey Papilaya, di panggung sebesar itu dan ditonton oleh ratusan orang. Memimpikannya pun saya mana berani. Kemarin itu bahkan adalah pertama kalinya saya memberanikan diri menyanyi dihadapan banyak orang. Dan syukurnya, setelah mendengar suara saya, banyak yang menyarankan saya untuk fokus di dunia komedi saja, dan jangan pernah lagi mencoba bernyanyi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnggXfK59PWRcUa2sLC_LopyLWo_g1TksdrOCHCf1EW0Je8Sv2ZT0pNaSFS1hRl8_SW0jW5dBMhxXk1T9PqH3ml2jp7RL_QK4bTLPUK_0NQyLHLgdKqe9pnypYTdtZSVf7n6KFlyw1-vZr/s1600/TDT3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnggXfK59PWRcUa2sLC_LopyLWo_g1TksdrOCHCf1EW0Je8Sv2ZT0pNaSFS1hRl8_SW0jW5dBMhxXk1T9PqH3ml2jp7RL_QK4bTLPUK_0NQyLHLgdKqe9pnypYTdtZSVf7n6KFlyw1-vZr/s1600/TDT3.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Berduet nyanyi dengan Audrey Papilaya</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di panggung "Tabib Dari Timur" ini juga saya berkesempatan berbagi tawa dengan Pakde Marwoto, Trio GAM, dan Mas Insan Nur Akbar. Selalu menyenangkan ketika berkolaborasi dengan mereka. Dan tentu saja, antusias penonton yang luar biasa, melengkapi kebahagiaan saya, berkesempatan tampil disini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaZYlzw0L6_0bZKDZxdRf9OLTshuv0Pp-WvN52xcojAomN1p9pStWD6caOWojduksh30GBd5mPHurqciE3n6kr-P0NYxx_iIRadvvNh9iFzswfvp549PSMR8egiLHMAgJmgoOwsFReuqm5/s1600/TDT2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaZYlzw0L6_0bZKDZxdRf9OLTshuv0Pp-WvN52xcojAomN1p9pStWD6caOWojduksh30GBd5mPHurqciE3n6kr-P0NYxx_iIRadvvNh9iFzswfvp549PSMR8egiLHMAgJmgoOwsFReuqm5/s1600/TDT2.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Berduet dengan Mas Akbar</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetpi yang terpenting dari itu semua, di panggung "Tabib Dari Timur" ini, saya menemukan kembali perasaan saya tentang Indonesia Timur. Dengan mengusung tema Indonesia Timur, saya diberikan ruang untuk menyampaikan kembali keresahan-keresahan saya mengenai Kawasan Indonesia Timur. Kerinduan saya sedikit terobati. Saya merasa kembali dekat dengan semua alasan yang membawa saya keatas panggung. Saya merasa diingatkan dengan misi saya untuk menyuarakan aspirasi dari Kawasan Timur Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9tB_gypaoU_YWcyM5pigO-HH9JE8H_SBhzENrR71dHAlIvc5SqzjTRu0z7K-lBtyL0rk7bTVbJOr0lnGZdPWh9kNrIYSYHyQoY_uk6Wf51La_avA1OpagRACndc-Dno0gK_e51MW-zf1e/s1600/TDT1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9tB_gypaoU_YWcyM5pigO-HH9JE8H_SBhzENrR71dHAlIvc5SqzjTRu0z7K-lBtyL0rk7bTVbJOr0lnGZdPWh9kNrIYSYHyQoY_uk6Wf51La_avA1OpagRACndc-Dno0gK_e51MW-zf1e/s1600/TDT1.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tabib Dari Timur</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maret mengingatkanku.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingatkanku kembali pada alasan yang membawa saya hadir di atas panggung.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena saya mencintai Indonesia, dengan segala ketimurannya.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-64687569237426384842015-02-07T06:39:00.001+07:002015-02-07T06:39:31.903+07:00NUSA TAWA, SAMPAI BERJUMPA PULA<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicWewIlQq9B6ASRkZHJuhJjkkm1Ac77rM48dHuNWGtnU2Pn4XgG0Jgo3zIfgBtdSGiEVQnkhsphI5Iys8oECIyxOk7OftCD9a14TKQLSzsu7B8ziE4KqbQ5fyH1HcrzvInNXR8fe6EZFy0/s1600/nusatawa5.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicWewIlQq9B6ASRkZHJuhJjkkm1Ac77rM48dHuNWGtnU2Pn4XgG0Jgo3zIfgBtdSGiEVQnkhsphI5Iys8oECIyxOk7OftCD9a14TKQLSzsu7B8ziE4KqbQ5fyH1HcrzvInNXR8fe6EZFy0/s1600/nusatawa5.jpeg" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Hari Sabtu ini adalah terakhir kalinya program sketsa <b>Nusa Tawa </b>hadir menghiasi layar kaca pemirsa melalui Trans 7. Setelah beberapa bulan bertahan, kami akhirnya harus menerima keputusan final untuk mengistirahatkan program Nusa Tawa. Tentu saja ada perasaan sedih. Karena bagaimana pun juga, sukses ataupun gagalnya acara ini, sedikit banyak saya terlibat langsung dalam proses pembuatannya sejak awal. Saya tentu saja bukan siapa-siapa, masih kecambah dalam rimba pertelevisian yang megah ini. Tetapi melalui Nusa Tawa saya belajar banyak hal, dan yang terutama saya bekerja dengan orang-orang yang menyenangkan. Tentu saja ada perasan sedih ketika semua ini harus berakhir.<br /><br />Mungkin banyak orang hanya melihat program ini sebagai sekedar tayangan sketsa komedi, seperti yang sudah-sudah. Tetapi bagi saya, mampu menyisipkan unsur kedaerahan ditengah deraan budaya Pop yang sedemikian kuat, merupakan kebahagiaan tersendiri. Bisa bermain bersama Chun Funky Papua, Putri Nere, Billy Beatbox, Ronny Lau, Safiq, Dianda, Agus dan kawan-kawan lainnya, sungguh merupakan kehormatan. Mengikutkan Mop Papua dan memperkenalkan dialek Indonesia Timur dari berbagai pelosok, meskipun sekedar melalui sketsa komedi, tetapi semoga bisa membuat kita bisa saling mengenali satu sama lain. <div>
<br /></div>
<div>
Tantangan terbesar dari merakit suatu program komedi adalah harus bisa memuculkan tawa dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai seorang Stand Up Comedian, saya merasa bahwa tekanan dan beban dalam merangkai sebuah set up dan punchline dalam suatu sketsa komedi persis dengan menyusun sebuah one liner. Kita tidak diberikan waktu banyak untuk bisa sampai pada titik tawa. Berbeda dengan Sitkom dan Drama Komedi yang bisa berlama-lama dengan story, sketsa tidak memberikan banyak ruang untuk berbasa-basa. Mungkin memproduksi satu atau dua sketsa tidaklah begitu berat, tetapi untuk secara berkesinambungan menghadirkan sketsa yang bermutu, itu adalah beban kerja yang cukup menyulitkan. Ketika awal menggarap program ini, saya menyumbangkan 48 cerita sketsa, dan hanya cukup untuk enam episode. Setelah itu, kemarau ide cerita pun dimulai, dan ternyata itu tidak semudah yang dibayangkan.<div>
<br /></div>
<div>
Untungnya, kami bekerja dengan kru yang solid serta penuh kekeluargaan. Yang mau saling membantu mengatasi setiap tantangan yang hadir. Director, tim kreatif dan penulis yang terbuka dengan masukan. Demikian juga tim editing yang paham mengenai sentuhan akhir, yang mana ini sangat penting peranannya, karena menurut saya <i>comedy timing</i>, itu ada ditangan editor. Selucu apapun cerita yang dibuat, sebaik apapun pengambilan adegan, dan sehebat apapun eksekusi pemerannya, hasil akhirnya ada ditangan editor. Tanpa editor yang baik, komedi bisa saja tidak tersampaikan. Dan diatas itu semua, saya berterima kasih untuk Pak Andi Chairil, Bang Ucok, dan Mas Eko, dan semua kawan-kawan di Trans 7 yang terlibat, atas kesempatan yang tidak ternilai harganya ini. Semoga bisa bekerja sama lagi dilain kesempatan.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Nusa Tawa mungkin masih sangat banyak kekurangannya. Eh, bukan mungkin sih, tapi memang demikian adanya, makanya tidak lagi dilanjutkan, hihihi. Tetapi saya pribadi sangat bangga dan bahagia pernah menjadi bagian dari program ini. Terutama karena bisa bermain dengan Putri Nere, Chun Funky Papua, Billy Beatbox, dan Ronny Lau (tanpa sedikit pun mengurangi rasa hormat dengan pemain yang lain). Karena kami berasal dari tempat yang sama, belahan Indonesia Timur. Dan bisa sejenak memperkenalkan cara kami bersikap, berbahasa, dan bercanda adalah suatu kesempatan yang masih sangat jarang. Ini adalah hal yang besar maknanya buat saya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Nusa Tawa mungkin akan berakhir, tapi semangat kami untuk selalu hadir memperkenalkan jati diri generasi muda dari Indonesia Timur, tidak akan berhenti sampai disini. Karena Torang Juga Bisa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Salam hangat, mamayo, yoksna, yombeks, kamu semua andalan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Danke.... </div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizYsoRvxqVLCcSS_lo_eTXVo1BK0-gofw71464H_kgvAwY3-kvK9Nbj5SwWxsWRfHDcQMGWc9ypP05lw8gJXrulnabmlih1UvabqUFavYQGypIXXlGiFqFGuI-71qfgKV0piHt88wQdLfT/s1600/nusatawa1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizYsoRvxqVLCcSS_lo_eTXVo1BK0-gofw71464H_kgvAwY3-kvK9Nbj5SwWxsWRfHDcQMGWc9ypP05lw8gJXrulnabmlih1UvabqUFavYQGypIXXlGiFqFGuI-71qfgKV0piHt88wQdLfT/s1600/nusatawa1.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmTP4QakL7t-2rDolw3VEMRNF2kaq-qugdx0E3WIujusHZ90tf7b8hxb8pCGtEPKyklGuWPTEAOGkKi5cJkSLZ8yBnVZDIloLvIr70R4V5GabuyRAcbV0uMUZqUPNdIjKkr2G6xUPlJdcI/s1600/nusatawa2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmTP4QakL7t-2rDolw3VEMRNF2kaq-qugdx0E3WIujusHZ90tf7b8hxb8pCGtEPKyklGuWPTEAOGkKi5cJkSLZ8yBnVZDIloLvIr70R4V5GabuyRAcbV0uMUZqUPNdIjKkr2G6xUPlJdcI/s1600/nusatawa2.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRqwSuYKkbuG3ivyZtqMFCRh53bA748wglYtxrLfLwpiilM30FUDAhluIoOOAbZVIDHQMzLDWuOLI6X5FXEWGytKuTquojdPKx8b4D0Cd1IAEdCIKYvniO7W7tMPG18428KlJafPVAhIdC/s1600/nusatwa3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRqwSuYKkbuG3ivyZtqMFCRh53bA748wglYtxrLfLwpiilM30FUDAhluIoOOAbZVIDHQMzLDWuOLI6X5FXEWGytKuTquojdPKx8b4D0Cd1IAEdCIKYvniO7W7tMPG18428KlJafPVAhIdC/s1600/nusatwa3.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-124827948341447180.post-44672632819453091892015-01-20T05:23:00.002+07:002015-01-20T05:23:53.512+07:00SENYUMAN YANG BERHARGAKapan terakhir kali, kita bahagia melihat orang lain tersenyum?<br />
<br />Ingat-ingat sekali lagi, kapan terakhir kali kita bahagia melihat orang lain tersenyum?<br />Siapa pun itu. Entah kekasih, orang tua, saudara, keluarga jauh, teman, seseorang yang kita jumpai dijalan, kapan terakhir melihat seseorang tersenyum?<br />Kemudian apakah kita turut bahagia melihat senyum mereka?<br />Yang terpenting, apakah kita pelaku yang mampu menghadirkan senyuman tersebut?<br />
<br />
Yang saya maksudkan disini adalah senyum kebahagiaan yang kita lihat dari seseorang.<br />
Bukan senyum terpaksa karena harus menjaga kelakuan agar dianggap baik<br />
atau senyum untuk menyembunyikan rahasia licik seperti di sinetron. Tidak, bukan itu.<br />
Melainkan senyum kebahagiaan yang tulus tanpa kepura-puraan.<br />
Kita bisa merasakannya. Yaitu ketika kita juga merasa bahagia melihat senyuman itu hadir.<br />
<br />
Saya pernah mengalami kesedihan. Pernah juga melihat kesedihan orang lain.<br />
Dan sangat sulit untuk tersenyum ketika perasaan buruk menghampiri.<br />
Pada saat seperti itu, sebuah senyuman bisa begitu berharga untuk mengobati perasaan duka.<br />
Sederhana mungkin, tetapi menghadirkan satu senyuman saja bisa menurunkan tekanan pada batin yang sedang didera kesedihan.<br />
<br />
Lalu bagaimana menghadirkan senyuman itu?<br />
<br />
Saya percaya bahwa senyum yang tulus hanya bisa lahir dari kebaikan hati juga.<br />
Ketika kita memberi penghiburan dengan keikhlasan dan kejujuran.<br />
Dan begitu menyenangkan jika mampu melihat sedikit senyum terlintas dari seseorang yang sedang dihimpit kesulitan.<br />
Kita mungkin tidak bisa membantu semua permasalahan orang lain, tetapi mungkin kita bisa berusaha menghadirkan senyum dalam kehidupan mereka.<br />
<br />
Jika tersenyum saja adalah ibadah, maka terlebih lagi dengan upaya untuk menghadirkan senyuman bagi orang lain.<br />
<br />
Saya selalu lebih bahagia, jika melihat orang tersenyum untuk saya.<br />
Dan mungkin semua orang juga merasakan hal yang serupa.<br />Karena kita merasa bahagia melihat orang lain tersenyum, maka kenapa kita tidak berupaya menghadirkan senyum kebahagiaan bagi orang disekitar kita.<br />Kita merasa bahagia melihat senyum mereka hadir, maka kitalah yang sebenarnya sedang beruntung bisa melihat kebahagiaan itu.<br /><br />Saya tidak tahu kesedihan apa yang akan menimpa kita.<br />Saya juga tidak tahu apakah bisa tetap tersenyum ketika kedukaan menghampiri.<br />Saya juga tidak tahu akankah bisa menjadi penghibur jika kemalangan itu tiba.<br />Namun yang berani saya janjikan, adalah jika menghadirkan senyuman itu bisa mengobati perasaan sedihmu, maka itulah yang akan saya usahakan sepenuh hati.<br />Percayalah, senyuman dari setiap orang itu adalah perkara yang berharga.<br /><br />Senyuman yang berharga, semoga kita lebih sering berjumpa.<br /><br />NB :<br />Mungkin tulisan ini bahkan tidak bisa menghadirkan senyuman<br />Karena tidak lucu, dan saya tahu itu. Maafkan ya.<br />Itulah kenapa senyuman itu berharga.<br />Karena untuk menghadirkannya, tidak semudah membalik telapak tangan.<br />Apalagi yang dibalik adalah telapak tangan Gorila Dewasa Liar.<br />
<br />
<br />ARIE KRITINGhttp://www.blogger.com/profile/13005146321790864091noreply@blogger.com11