Hari ini aku lelah sekali, lelah jiwa dan raga. Hidupku seperti berputar-putar dalam suatu sirkuit maze yang buram, tidak jelas lagi dimana ujung pangkalnya, dan aku tersesat. Pusaran tanggung jawab yang menghimpitku, bergotong royong mendera, meminta perhatian pada saat yang bersamaan. Dan pertanyaan itu kembali lagi menghampiri, "sebenarnya untuk apa semua ini...???"
Didalam benak ini semua tumpang tindih, kusut dan bergejolak. Ibarat gunung berapi. hanya menunggu detik-detik terakhir saja untuk memuntahkan lava pijar dan membakar semuanya. Aku ingin sekali membakar semuanya. Meluluh lantakkan, merobek, membuang, memecahkan, meninju, memporak-porandakan semua yang menggelayut dalam pikiran ini. Seandainya saja aku orang yang tidak mensyukuri karunia Allah SWT yang diamanatkan padaku, mungkin semuanya akan sederhana saja, seperti menggusur para pedagang kaki lima di Taman Kota
.
Tadi di Warung Kopi, temanku bilang aku ini seniman. Katanya lagi, aku ini rumit dalam berpikir. Temanku yang lain bilang, aku ini tipe orang yang menyukai hiperbola. Ada lagi yang bilang, aku ini melankolis. Satunya lagi bilang aku perfeksionis. Tapi mereka semua lantas sepakat memberi label "Keras Kepala" padaku. Saya sepenuhnya tidak menerima anggapan mereka ini, membantah habis-habisan, menolak gagasan mereka, yang menganggapku sebagai sosok arogan dengan berbagai sanggahan.
Mengapa saya mati-matian menolak anggapan itu...???
Yah..., karena saya ini Keras Kepala.
Teman-temanku di warung kopi ini, telah mengenalku hampir sewindu terakhir. Sudah tentu sedikit banyak paham karakter pribadi saya. Dan saya pun menyadari sepenuhnya kalau merekalah tempat saya harus bercermin. Pribadi buruk ataupun baik yang mereka sajikan sebagai cerminan kepribadianku, itulah refleksi diri yang harus saya terima. Jangan karena buruk rupa, cermin dibelah.
Akhirnya saya pun memahami lagi, bahwa mendengarkan perkataan orang lain tentang diri kita itu bukan berarti menunjukkan kepribadian kita yang lemah atau mudah dipengaruhi. Melainkan dapat menjadi refleksi diri kita saat ini sebagai bahan pemikiran, mungkin saja ada sesuatu yang harus dibenahi dari diri kita. Lalu kita sendiri juga yang memutuskan, apakah itu benar atau hanya cara pandang sepihak dari orang disekitar kita. Kita memutuskannya melalui proses perenungan pribadi. Ini point utamanya.
Dan bagaimana dengan pusaran tanggung jawab yang menghimpitku..???
Yang menanti saat semuanya diledakkan menjadi serpihan yang porak poranda....Teman-temanku di warung kopi ini, telah mengenalku hampir sewindu terakhir. Sudah tentu sedikit banyak paham karakter pribadi saya. Dan saya pun menyadari sepenuhnya kalau merekalah tempat saya harus bercermin. Pribadi buruk ataupun baik yang mereka sajikan sebagai cerminan kepribadianku, itulah refleksi diri yang harus saya terima. Jangan karena buruk rupa, cermin dibelah.
Akhirnya saya pun memahami lagi, bahwa mendengarkan perkataan orang lain tentang diri kita itu bukan berarti menunjukkan kepribadian kita yang lemah atau mudah dipengaruhi. Melainkan dapat menjadi refleksi diri kita saat ini sebagai bahan pemikiran, mungkin saja ada sesuatu yang harus dibenahi dari diri kita. Lalu kita sendiri juga yang memutuskan, apakah itu benar atau hanya cara pandang sepihak dari orang disekitar kita. Kita memutuskannya melalui proses perenungan pribadi. Ini point utamanya.
Dan bagaimana dengan pusaran tanggung jawab yang menghimpitku..???
Setelah cuci otak di warung kopi ini,... Saya rasa,... saya masih bisa bertahan....
BE POSITIVE, BE REAL, KEEP FIGHT, NEVER SURRENDER
----------------
Terima Kasih Telah Membaca
Terima Kasih Telah Membaca