Kamis, 27 November 2014

SAYA ARIE KRITING, SELAMAT MALAM..!!!

Sejak pertamakali merasakan panggung Stand Up Comedy, saya selalu menikmati setiap moment di atas panggung. Tawa penonton, tatapan mereka, dan tepuk tangan yang sesekali menyertai. Beberapa menit di atas panggung selalu terasa kurang ketika pada akhirnya harus mengucapkan kalimat penutup, "Saya Arie Kriting, Selamat Malam..!!!".

Tetapi bagi saya, sebenarnya ada yang lebih daripada sekedar menikmati panggung, saat berdiri menyampaikan komedi. Ketika seluruh sorot mata penonton melihat saya seorang diri di atas panggung, dari pandangan saya sendiri, saya melihat puluhan, ratusan, bahkan ribuan mata para sahabat yang bersedia mendengarkan apa yang saya pikirkan. Bagaimana pun juga, meski lebih sering menyampaikan materi yang hanya sekedar hiburan, tetapi sedapat mungkin saya berusaha menuangkan apa yang saya rasakan tentang semua yang terjadi disekitar kita.

Itu bukan hal yang sederhana untuk saya, karena setiap kali dapat membagikan keluh kesah diatas panggung, saya merasakan keintiman dengan semua yang mendengarkan. Saya tidak tahu sejauh mana mereka mengenal saya secara pribadi, demikian pula sebaliknya, saya pun tentu saja sulit untuk mengenal semua orang secara pribadi. Tetapi ketika kawan-kawan memutuskan untuk menyimak apa yang saya bicarakan, terlepas itu sekedar untuk mendapat penghiburan atau mungkin lebih dari itu, maka saya merasakan kedekatan secara personal. 

Itulah mengapa selalu berat rasanya untuk menutup setiap penampilan, karena ketika turun dari panggung, saya serta merta merasa kehilangan semua orang yang bisa saya ajak untuk berbagi kisah.

Hampir setiap kali sukses memecahkan tawa, menghibur begitu banyak orang ada perasaan bahagia yang membuncah sesaat sebelum meninggalkan panggung. Namun saat kembali keperaduan, yang tersisa hanyalah kekosongan, kesepian, dan kesendirian. Tidak ada seseorang yang sesuai untuk diajak berbicara mengabarkan pencapaianmu hari ini.

Setiap dari kita pasti memiliki seseorang yang dekat secara personal. Tempat kita dapat membagikan emosi apapun yang kita rasakan dengan dia. Seseorang yang akan menerima kesombongan kita, justru dengan perasaan bangga alih-alih mengingatkan. Seseorang mendengarkan kelemahan dan kegagalan kita, dengan tetap tersenyum meskipun jauh dilubuk hatinya ia bersedih untuk kita.

Tentu saja bukan ibu, ayah, saudara, atau kawan sedekat apapun itu. Entahlah, tetapi saya pribadi merasa kurang nyaman saja menceritakan keseharian saya kepada mereka. Seperti ada perasaan kekanak-kanakan atau khawatir dianggap membanggakan diri ketika menceritakan suatu pencapaian. Pastinya menyenangkan jika kelak menemukan seseorang yang dengan senang hati akan mendengarkan setiap kabar gembira dari kita.


Kesepian terburuk bukanlah ketika tidak ada yang menemanimu dalam kesedihan
Kesepian terburuk adalah ketika tidak ada tempat untuk membagikan perasaan bahagiamu

Jika saat ini anda memiliki seseorang yang selalu setia mendengarkan semua kabar dari anda, kabar duka maupun suka cita. Genggam tangannya atau kirimkan pesan singkat. Berterima kasihlah karena telah menyediakan ruang bagi anda dalam hidupnya. Sesungguhnya kita tidak pernah tahu betapa berharganya ruang yang dia sediakan, sampai suatu saat kita kehilangan.

Saya Arie Kriting,... Selamat Malam...!!!!