Terima kasih Tuhan,...
Terima kasih Ayah dan Ibu, untuk doa-doanya yang terus menyertaiku.
Apa yang bisa saya katakan tentang Tahun 2014.
Sepanjang tahun ini, dunia seperti berputar bagi saya.
Begitu banyak pencapaian yang hadir bagaikan mimpi.
Terima kasih untuk semua ini...
Dimulai dengan rilisnya film "Comic 8", yang secara mengejutkan ternyata mendapatkan respon yang begitu baik. Memuncaki daftar Film terlaris di Indonesia tahun 2014 bahkan melampaui pendapatan The Raid 2 "Berandal", sungguh pencapaian diluar dugaan. Terlebih lagi, bisa bermain bersama Pakde Indro Warkop, sosok yang selama bertahun-tahun menjadi idola. Saya teringat, ketika masih kecil, selalu menonton film-film Warkop DKI bersama ibu saya. Sungguh suatu kemujuran bisa bermain dengan Pakde Indro. Pokoknya menyenangkan bisa menjadi bagian dari project ini. Semoga sekuel kami yang akan rilis di Tahun 2015 nanti bisa kembali memuaskan keinginan penikmat film di Tanah Air. Terima kasih Pak Naveen, Mas Anggy Umbara, Bang Dicky, dan Bang Adink, melelahkan bekerja dengan tim ini, tetapi semoga hasilnya terus memuaskan.
Lalu hadirnya serial drama komedi "Comic Story" di Kompas TV, yang mampu bertahan hingga dua musim. Tidak hanya sebagai tempat berkarya, bagi saya "Comic Story" juga telah menjadi tempat berlatih yang banyak menyediakan ruang untuk mencoba berbagai hal yang belum pernah saya coba sebelumnya. Bersama tim Kompas TV yang telah banyak memberikan kesempatan (dan entah bagaimana bisa membalas semua ini), kami mencoba menghadirkan serial komedi yang baru dan menyegarkan. Selalu menyenangkan bekerja dengan tim ini. Pastinya akan sangat merindukan moment-moment yang telah tercipta dalam proses pembuatan serial ini. Semoga bisa berjumpa kembali dalam project selanjutnya. Mas Tezar, Mbak Arga, dan semua sahabat di Kompas TV, terima kasih untuk semua yang pernah diberikan, entah bagaimana cara bisa membalas semuanya.
Tahun ini saya juga berkesempatan menjadi pengisi acara dalam program Indonesia Lawak Klub. Sungguh luar biasa menyenangkan. Bisa belajar dari begitu banyak komedian kawakan di Indonesia. Kang Denny Chandra, Kang Komeng, Cak Lontong, Pak Jarwo, Kang Ronald, dan banyak lagi lainnya. Bisa berbincang dengan Cici Panda yang dulu pernah sempat membuat saya dan anak-anak kost yang isinya Orang Timur semua Termehek-mehek. Dan juga saling melempar jokes dengan Fitri Tropica yang menurut saya sungguh amazing dan genius sebagai seorang komedian. Terima kasih untuk Puang Maman Suherman dan Bang Ucok yang telah memberi kepercayaan dan membawa saya duduk bersama mereka semua. Sungguh suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri.
Lalu hadirnya program sketsa "Nusatawa" di Trans 7. Merupakan kebahagiaan tersendiri bisa terlibat dengan project ini. Mungkin banyak yang melihat ini sekedar tayangan sketsa komedi, seperti yang sudah-sudah. Tetapi bagi saya, mampu menyisipkan unsur kedaerahan ditengah deraan budaya Pop yang sedemikian kuat, merupakan kebahagiaan tersendiri. Bisa bermain bersama Chun Funky Papua, Putri Nere, Billy Beatbox, Ronny Lau, dan kawan-kawan lainnya, sungguh merupakan kehormatan. Mengikutkan Mop Papua dan memperkenalkan dialek Indonesia Timur dari berbagai pelosok, meskipun sekedar melalui sketsa komedi, tetapi semoga bisa membuat kita bisa saling mengenali satu sama lain. Semoga kedepannya Nusatawa bisa menjadi lebih baik lagi, dan makin memperkaya unsur-unsur kedaerahannya. Terima kasih untuk Pak Andi Chairil, Bang Ucok, dan Mas Eko, semoga bisa terus bekerja sama.
Yang tidak kalah menarik, adalah terlibat dalam proses pembuatan Web Series, "Second Chance", project dimana saya terlibat sejak perumusan konsep, penulisan script, hingga eksekusinya. Project yang kelebihan dan kekurangannya menjadi pelajaran bagi kami semua. Ini seperti mengerjakan rumah sendiri, sejak pondasi hingga atapnya dirancang dan diwujudkan bersama. Rumah yang kemudian dihuni bersama Koh Ernest, Ge Pamungkas, dan Ulfa Triyani. Dan tentu saja bersama tim lain yang sudah menjadi kerabat. mas Okky dan tim yang terus berproses bersama kami. Mas Dipa yang telah meloloskan project ini. Dan para penulis yang "Out Of The Box", Bene Dion, Dimzy, Andi Wijaya, dan Freddy, kalian luar biasa (mohon dibaca dengan intonasi mirip Ariel Noah).
Tahun ini, saya juga berkesempatan ke luar negeri. Hal yang sungguh diluar perhitungan. Jika dua tahun yang lalu saya bilang pada teman-teman nongkrong saya di Warung Kopi, kalau saya berencana akan ke Sidney pada tahun 2014, semua pasti gak terima, lempar asbak, atau mengguyurkan segelas kopi panas. Tapi siapa yang menduga, dua tahun kemudian saya menjejakkan kaki di Australia. Terlibat dengan pembuatan film "CJR The Movie", yang akan tayang tahun 2015 nanti saya akhirnya menginjakkan kaki secara legal di luar negeri untuk pertama kalinya. Tidak hanya itu, namun yang lebih menyenangkan adalah bisa bekerja dengan sahabat-sahabat baru saya, CJR dan Om Patrick. Aldy, Kiky, dan Iqbal mereka bertiga adalah sosok yang menyenangkan dan sangat bersahabat. Diusia yang sedemikian muda dengan prestasi dan ketenaran yang begitu cemerlang mereka bertiga ternyata adalah pribadi yang santun dan rendah hati. Semoga kalian bertiga tidak berubah dan makin dewasa. Menyenangkan bisa bekerja dengan kalian. Dalam project ini saya juga berkesempatan belajar banyak dari sosok Bang Abimana. Berbincang dengannya selalu bergizi dan menambah wawasan, sungguh suatu kesempatan yang luar biasa. Terima kasih untuk Om Patrick yang telah memilih saya masuk dalam project ini.
Ada beberapa agenda yang juga terjadi ditahun ini yang sangat menggembirakan. Hadir menjadi salah satu pengisi acara di Stand Up Fest, acara bergengsi dari Stand Up Indo. Tahun sebelumnya berhalangan hadir, maka ketika bisa berkesempatan, rasanya sangat menyenangkan. Yang berkesan juga ketika tampil mengisi acara di Kota Jayapura Papua bersama Saykoji dan Ras Muhammad salah satunya. Untuk berbagai sebab, saya selalu jatuh cinta dengan kota ini. Saya juga berkesempatan pulang kampung ke Wakatobi, berkumpul dengan keluarga dan menghabiskan waktu di pantai, menyelam, dan berburu ikan karang. Merasakan kembali menjadi anak pantai. Kemudian, menjadi pembicara dalam acara BaKTI di Makassar. Untuk pertama kalinya membicarakan sesuatu yang serius. Tampil di atas panggung bukan untuk melakukan Stand Up Comedy. Berkesempatan menjadi salah satu pengisi acara di Theater Salihara, tampil dihadapan sukarelawan ketika berlangsungnya kampanye Pilpres juga sangat berkesan. Demikian halnya ketika diberi tempat oleh Mbak Suciwati untuk hadir diperingatan 10 Tahun kepergian idola saya dalam pergerakan, Munir. Teramat sedikit yang bisa saya lakukan, tapi percayalah, saya menolak lupa dan akan terus mengingat siapa dan apa yang terjadi dengan Munir.
Tahun ini, saya juga memutuskan hijrah ke Jakarta. Kebutuhan pekerjaan satu-satunya alasan saya menetap disini selama setahun. Sangat berat meninggalkan Kota Malang yang saya cintai. Banyak yang harus dilepaskan. Sahabat-sahabat di Komunitas Stand Up Indo Malang, obrolan bersama Mas Reggy Hasibuan, Ary Wijaya, Mas Yuda, Kholiq, dan Mas Wawan yang selalu menyenangkan. Kawan-kawan dalam pekerjaan Tata Ruang yang luar biasa tangguh. Mas Koni, Bang Lulu, Arno, Ipay, dan lainnya. Selalu saya akan merindukan saat-saat semalaman begadang menggoreskan garis dan bidang di atas peta Indonesia. Saudara seperjuangan saya di Malang, Hery Yusman dan Henry Kusprapto, khusus untuk Henry sungguh menyesal tidak bisa saya hadiri pernikahannya. Malang selalu menyenagkan, semoga tahun 2015 berkesempatan menghabiskan lebih banyak waktu di Kota Malang. Pengen balik ke kampus lagi.
Hijrah ke Kota Jakarta adalah keputusan berat. Beruntungnya, saya lalu menemukan keluarga baru disini. Merem Melek Management yang selama ini telah membantu mewujudkan semua hal yang saya tuliskan diatas. Terima kasih telah menerima saya sebagai salah satu diantara kalian. Koh Ernest yang sejak awal banyak memberikan masukan dan menemukan potensi saya, kalau butuh opener untuk tour tahun depan saya sangat mengharapkan. Bang Dipa, manager yang gaul dan sangat fashionable, semoga tarif saya dinaikkan, karena saya lagi berusaha nabung untuk biaya nikah. Ge Pamungkas, sahabat dan pasangan bertengkar. Semoga dalam diskusi kita di tahun berikutnya jangan lagi membawa-bawa zodiak, karena itu sangat menyusahkan. Aditya, sang Road Manager. Terima kasih selalu menemani disetiap kesempatan. Biasakan diri dengan kelakuan saya yang ceroboh dan suka keselip kalau nyimpan sesuatu terus panik dan ngomel-ngomel. Sherly yang minyak, tolong faktur pajak saya ya, biar kita menjadi warga yang bijak dan taat pajak. Dan anggota baru Ardit, tolong keatas bentar, bersihin kamar abang, gak usah sok sibuk nulis materi. Terima kasih telah bersama selama setahun ini. Maafkan saya yang sering keras kepala. Semoga rumah tangga kita terus bertahan, meskipun tahun depan rencananya mau ganti nama. Mari berkibar bersama.
Saya juga berterima kasih untuk kalian semua penikmat karya saya. Siapa pun anda dan dimanapun anda berada. Terima kasih untuk dukungan, sanjungan, pujian, kritikan, masukan, makian, cercaan dan apapun itu yang saya anggap sebagai bentuk perhatian, baik ataupun buruknya. Semoga saya bisa terus memberikan yang terbaik yang saya mampu. Perhatian dan dukungan kawan sekalian terhadap karya kami, adalah bahan bakar bagi kami untuk terus berbuat. Jangan ragu untuk menyapa dimanapun kita bersua, selalu menyenangkan bagi saya bertukar cerita secara langsung dengan kawan sekalian. Jangan lupa terus ketik reg spasi...., lupakan. Maaf becanda, dan garing. Krik...
Demikian sekelebat catatan hidup saya sepanjang tahun 2014 ini. Banyak hal yang belum kesampaian. Saya belum sarjana, belum punya pasangan, masih tinggal di Kost, dan naik ojek kemana-mana. Tetapi saya sangat bersyukur dengan semua yang saya dapatkan.
By the way, mungkin tidak ada manfaatnya bagi kawan-kawan yang membaca tulisan ini. Tapi melalui tulisan ini, saya juga ingin menyampaikan, bahwa semua yang saya capai sepanjang tahun 2014 ini tidak hadir begitu saja. Jika orang berkata raihlah impianmu, maka saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya raih saat ini justru tidak pernah saya impikan. Tetapi saya berusaha konsisten, bekerja keras, menjaga kepercayaan yang diberikan, dan serius menggeluti apa yang saya jalani.
Kita tidak pernah tahu sampai dimana panggung akan membawa kita, tetapi setiap kali hadir di atas panggung, hadirlah dengan sepenuh hati. Panggung apa pun itu.
Saya Arie Kriting, selamat malam....
NB :
Saya tidak punya resolusi untuk tahun 2015, biarlah semua terjadi seperti seharusnya.
Kita hanyalah pribadi yang menjalani takdir, biarkanlah ia hadir ketika saatnya tiba.
Apapun yang terjadi kelak, semoga anak ini tetap menjadi sosok anak pantai yang sederhana dan tidak melupakan siapa dirinya. |